Pegadaian Liga 2 Datangkan Berkah untuk UMKM di Kutaraja

Agusriani (41 tahun), seorang pedagang UMKM sedang menata dagangannya di halaman Stadion H. Dimurthala, Senin sore 17/2/2025. (foto: masakini.co/Alfath)

Bagikan

Pegadaian Liga 2 Datangkan Berkah untuk UMKM di Kutaraja

Agusriani (41 tahun), seorang pedagang UMKM sedang menata dagangannya di halaman Stadion H. Dimurthala, Senin sore 17/2/2025. (foto: masakini.co/Alfath)

MASAKINI.CO – “Namanya juga sepak bola. Kadang menang, kadang kalah,” kata Agusriani, menanggapi nasib Persiraja Banda Aceh yang kandas menuju ke Liga 1.

Perempuan 41 tahun itu lalu bertamsil pertandingan sepak bola tak ubahnya seperti seseorang yang bekerja mencari rezeki. Kadang untung, tak jarang pula buntung.

“Seperti kami inilah. Tidak semuanya juga laku meski ramai orang kan,” ujarnya. Agusriani seorang penjual bakso goreng. Bersama suaminya, Nurdahri, mereka kerap mangkal di Stadion H. Dimurthala, Lampineung, kala Persiraja melakoni laga kandang.

Sore itu, Senin (17/2/2025), Stadion H. Dimurthala tampak tak seperti biasanya. Halaman depan yang kerap penuh kendaraan, kini kosong melompong. Tak terdengar pekik orang bersorai. Chant-chant dari SKULL— Suporter Kutaraja untuk Lantak Laju, juga raib di stadion.

Suasana Stadion H. Dimurthala saat laga Persiraja Banda Aceh menjamu Deltras FC, Senin sore 17/2/2025. (foto: masakini.co/Alfath)

Begitulah kondisi laga terakhir Persiraja di babak 8 besar Pegadaian Liga 2 musim 2024/2025 kala menjamu Deltras FC. Suporter Persiraja tampaknya masih larut dalam sedih sebab tim kesayangan gagal menapaki kasta tertinggi liga Indonesia.

Kesedihan itu turut pula menjalar ke puluhan pedagang kecil yang berjualan makanan dan minuman di sekitar stadion. Penonton sepi, dagangan mereka pun minim pembeli.

“Mungkin ke depannya Persiraja akan bangkit lagi,” kata Agusriani, menguatkan diri.

Dia salah seorang yang selalu menunggu Persiraja main di kandang. Selain bisa berjualan, perempuan yang akrab disapa Kak Ani ini mengaku senang jika melihat penonton keluar stadion usai pertandingan dengan senyum merekah. Itu tandanya Persiraja menang.

“Hati saya pun rasanya ikut senang,” akunya.

Tapi di laga kontra Deltras FC sore itu yang cuma dihadiri ratusan orang, raut muka penonton biasa-biasa saja meski klub berjuluk Laskar Rencong ini menang besar 4-1.

Gambaran penonton seperti itu tak ditemukan Kak Ani sebelumnya, sejak berjualan di Stadion H. Dimurthala bertahun-tahun lalu. Meski mengaku tak paham betul soal sepak bola, dia turut sedih langkah Persiraja musim ini terhenti di babak 8 besar.

“Tapi kita jangan cepat putus asa. Kalah menang itu biasa,” ucapnya.

Rasa optimisme memang tampak melekat kuat di wajah perempuan asal Kota Lhokseumawe itu. Dia gigih berusaha. Melakoni jualan bakso goreng sejak 2010 lalu, ibu dua anak ini rela mandi peluh setiap harinya.

Agusriani dan suaminya Nurdahri berjualan di halaman Stadion H. Dimurthala, Senin sore 17/2/2025. (foto: masakini.co/Alfath)

Bersama sang suami, gerobak kerap mereka cagak di tempat-tempat keramaian di Kutaraja. Gelar lapak di stadion cuma dilakukan saat Persiraja bertanding saja.

Usaha yang di mata sebagian orang tampak kecil itu, nyatanya telah membawa anak sulung mereka kini duduk di bangku kuliah. Sedang si bungsu masih di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Berkat dagangan ini semua. Makanya kami kasih nama Al Barokah,” katanya tersenyum.

Pada September 2024 lalu, Kak Ani makin semangat berjualan di Stadion H. Dimurthala. Ceritanya bermula saat sedang asyik berjualan pada laga kandang perdana Persiraja Banda Aceh, dia didatangi seseorang yang mengaku dari PT Pegadaian.

Orang itu menawarkan Kak Ani bergabung menjadi mitra UMKM Pegadaian Peduli. Tanpa pikir panjang dia menyambut tawaran tersebut senang hati.

“Kami rupanya diberi pelatihan berwirausaha. Alhamdulillah [program UMKM Pegadaian Peduli] bagus sekali untuk kami yang punya usaha kecil-kecilan ini,” ungkapnya.

Dia mengatakan Pegadaian juga memberi peluang kepada UMKM mendapat bantuan modal usaha. “Tapi saya belum coba untuk ambil,” akunya, seraya menambahkan “Alhamdulillah sejauh ini modal masih cukup.”

Setali tiga uang dengan Agusriani, geliat program UMKM Pegadaian Peduli pada Pegadaian Liga 2 musim 2024/2025 di wilayah ujung barat Indonesia, turut pula dirasakan manfaatnya oleh Fadli. Dia berdagang batagor dan bakso bakar di Stadion H. Dimurthala.

Sejak menjadi binaan Pegadaian, Fadli mengatakan usahanya makin moncer. “Program ini sangat membantu,” katanya. Dia pun bilang jika menjadi mitra dan ingin ambil modal usaha, Pegadaian memberi mereka kemudahan tanpa agunan.

Fadli, pedagang batagor dan bakso bakar di Stadion H. Dimurthala, Senin sore 17/2/2025. (foto: masakini.co/Alfath)

Fadli juga mengaku pernah mengikuti kegiatan pelatihan dari program Pegadaian Peduli UMKM. Di sana dia mendapat berbagai informasi dan pendampingan terkait dengan akses keuangan, pemasaran, serta pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan bagi pelaku UMKM di Banda Aceh.

Pulang dari situ, pria berusia 42 ini menerapkannya langsung. “Misalnya soal kebersihan,” bebernya.

Kebersihan yang dimaksud Fadli mencakup banyak hal. Dari cara menyajikan makanan yang higienis sampai diberi pelatihan untuk memupuk kesadaran penonton sepak bola di stadion ihwal ajakan jangan buang sampah sembarangan.

“Dagangan saya kan ada tusuk lidi dan plastik. Saya ingatkan pas mereka beli ‘tolong lidi serta plastiknya dikumpul dan buang ke tempat sampah ya,” tutur Fadli.

Selama enam bulan bergulir Pegadaian Liga 2, ayah dari tiga orang anak ini mengatakan kerap memilih mangkal di H. Dimurthala. Hari biasa dia berjualan dekat rumah di kawasan Lamdingin, Banda Aceh.

Jika Persiraja main di kandang, itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Fadli. Dia bergegas menyetir gerobak dagangannya ke stadion, bahkan empat jam sebelum pertandingan. Tak peduli meski langit sedang tumpah hujan.

“Alhamdulillah selalu saja ada rezeki. Sebab penonton Persiraja ramai,” ungkapnya.

Fadli benar. Rekor kehadiran penonton di Pegadaian Liga 2 musim ini menempatkan Persiraja di jajaran atas. Hanya di laga menjamu Deltras FC kemarin saja Stadion H. Dimurthala sepi.

Namun Fadli punya pendapat lain. Jika saja laga terakhir Persiraja itu dihelat pada malam hari, kemungkinan besar penonton akan ramai. “Kalau sore, apalagi hari Senin begini, orang-orang masih kerja,” katanya.

“Tapi ya apa mau dikata, takdir kita [Persiraja] musim ini hanya sampai di sini.” Nada bicaranya terdengar lirih.

Puluhan pedagang UMKM berjualan di area Stadion H. Dimurthala, Senin sore 17/2/2025. (foto: masakini.co/Alfath)

Baik Fadli, Agusriani, dan puluhan pedagang UMKM lain yang menggantung penghidupan di laga kandang Persiraja Banda Aceh, berharap musim depan Pegadaian Liga 2 bergulir lancar dan mereka tetap diberi ruang berjualan di area stadion.

Sebab sepak bola tak hanya sebatas pertandingan menang kalah dalam mengolah si kulit bundar, melainkan sebagaimana ungkapan Presiden FIFA, Gianni Infantino; ‘football means joy and happiness’.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist