Ramadan di Gaza: Antara Kegembiraan dan Kesedihan

Seorang anak di Palestina di jalur Gaza. I Dok. UNICEF/Ajjour

Bagikan

Ramadan di Gaza: Antara Kegembiraan dan Kesedihan

Seorang anak di Palestina di jalur Gaza. I Dok. UNICEF/Ajjour

MASAKINI.CO – Ramadan telah tiba di Gaza yang porak-poranda. Sementara dunia lainnya merayakan bulan suci ini dengan penuh kegembiraan, warga Gaza melakukan puasa dan doa dengan penuh kesedihan dan kekhawatiran.

Menurut Esraa Abo Qamar, seorang penulis asal Palestina yang tinggal di Gaza, “Ramadan lalu sangatlah berbeda. Kita merasakan kelaparan dan kehilangan. Kita berpuasa sepanjang hari, hanya untuk berbuka dengan sekaleng hummus atau kacang yang dibagi antara enam orang.”

Qamar juga mengingat bagaimana mereka harus bersembunyi di kegelapan karena tidak ada listrik, dan bagaimana mereka harus meninggalkan rumah mereka karena serangan udara.

“Ramadan yang seharusnya menjadi bulan kebersamaan, menjadi bulan perpisahan dan isolasi,” mengutip artikel Qamar di Al Jazeera, Senin (3/3/2025). “Kita merindukan suara adzan yang biasanya kita dengar sebelum berbuka puasa, tapi suara itu tidak pernah datang. Semua masjid telah dihancurkan.”

Qamar juga mengingat bagaimana mereka tidak bisa melakukan shalat tarawih di masjid karena serangan udara, dan bagaimana Masjid Omari yang indah dan bersejarah telah dihancurkan.

“Tempat yang biasanya dipenuhi dengan doa dan kedamaian, kini telah menjadi debu dan reruntuhan,” katanya.

Ramadan di Gaza tahun ini masih dilakukan dengan penuh kesedihan dan kekhawatiran, namun warga Gaza tetap berharap bahwa suatu hari nanti, mereka dapat merayakan Ramadan dengan penuh kegembiraan dan kedamaian.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist