MASAKINI.CO – Pasca Hari Raya Idul Fitri 2025, seluruh persawahan kawasan Indrapuri, Aceh Besar memasuki panen raya. Namun warga mengeluh minimnya jumlah mesin pemotong padi (combine harvester) tahun ini.
Para petani mengeluh keterbatasan mesin panen hinga memperlambat proses panen di tengah kondisi tanaman padi yang sudah matang dan sangat mendesak untuk segera dipanen.
Menurut seorang petani, Abdullah, kendala ini diakibatkan jumlah mesin yang diturunkan tahun ini jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di wilayah Blang Jaroe dan sekitarnya hanya diturunkan empat mesin pemotong padi.
“Biasanya banyak mesin di sawah jadi kita tidak kebingungan seperti ini. Tahun ini sangat sedikit dan semua orang butuh untuk segera dipanen,” kata Abdullah, Selasa (8/4/2025).
Sementara, pilihan untuk memanen secara manual dengan sabit juga masih menjadi alternatif, namun biaya tinggi dan keterbatasan tenaga kerja semakin menyulitkan petani.
“Kalau pakai jasa orang panen, upahnya mahal, bisa menguras hasil panen. Tapi kalau tunggu giliran mesin, terlalu lama, padahal padi sudah waktunya dipotong,” jelasnya.
Sebaliknya, alat panen modern yang diharapkan menjadi solusi efisien justru jumlahnya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh lahan yang dipanen secara bersamaan.
“Mungkin kalau tidak panen serentak masih mencukupi, tapi bedanya kawasan sawah di sini sangat luas,” sebutnya.
Selain itu, Nilawati juga mengungkap hal serupa. Ia sempat khawatir jika padi miliknya rontok karena kelebihan usia.
“Pagi, siang, malam kami ke sawah hanya untuk pantau mesin, tapi hari ini sudah masuk kawasan kami semoga bisa langsung panen,” terangnya.