Asa Disetiap Racikan Pupuk Organik Saipudin

Saipudin, seorang cendikia pertanian, warga Kampung Remang Ketike Jaya, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah. | Foto : Dok. pribadi

Bagikan

Asa Disetiap Racikan Pupuk Organik Saipudin

Saipudin, seorang cendikia pertanian, warga Kampung Remang Ketike Jaya, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah. | Foto : Dok. pribadi

MASAKINI.CO – Suara mesin kompresor air terdengar sedikit berisik, namun tangannya tetap cekatan mengayunkan ujung pompa spray tanaman kesana kemari, sekali-sekali cairan yang keluar berkilau diterpa cahaya matahari, tidak jarang juga menyentuh wajahnya yang murah senyum.

Cuaca panas tidak menyurutkan semangat kerja. Ratusan pohon kopi selesai ia semprot dengan pupuk organik racikannya sendiri.

Dialah Saipudin, seorang petani kopi. Tinggal di Kampung Remang Ketike Jaya, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah.

Kecintaan Saipudin pada pertanian tidak diragukan lagi, walau tidak memiliki gelar akademik dibidang pertanian. Dirinya cukup dikenal sebagai peracik pupuk organik handal di Kabupaten penghasil kopi tersebut.

Sejak tahun 2002, Saipudin mulai belajar meracik pupuk organik cair. Bahan-bahan organik lokal dia ramu menjadi pupuk organik dengan peralatan seadanya.

“Dulu belajar meracik pupuk organik cuma dengan pengetahuan, bahan serta alat seadanya, maklumlah pemula,” ucap Saipudin.

Perlahan, Saipudin mulai memproduksi pupuk organik cair ketika masih beralamat di Kota Bogor. Untuk menunaikan keinginannya, ia rela menjual mobil dan Harley Davidson kesayangannya sebagai modal awal.

Meski memiliki latar belakang kelautan, dirinya pernah merantau dan bekerja pada sektor pertanian di negara Dubai dan Sudan.

Tahun 2010, Saipudin berkunjung ke Kabupaten Bener Meriah. Awalnya ingin tinggal sementara waktu, namun keindahan alam serta potensi pertanian yang bagus membuatnya bertahan lebih lama. Ia mengukuhkan diri menjadi warga tetap di Kampung Hakim Remang Ketike Jaya.

Setelah menetap, dirinya sering mendengar keluhan petani tentang meroketnya harga produk pertanian khususnya pupuk. Hal tersebut menggugah kembali inginnya untuk membuat kembali pupuk organik racikannya terutama pupuk bagi tanaman kopi yang berkualitas dan terjangkau harganya.

Awalnya, pupuk organik cair diaplikasikan ketanaman kopi milik warga sekitar, baik disemprot kedaun maupun dikocor kebagian akar tanaman. Hasilnya, pohon-pohon kopi yang terlanjur rusak dapat sembuh kembali. Pemulihan batang dan cabang-cabang yang cepat membuat tanaman kembali berproduksi maksimal.

Pupuk Racikan Saipudin Lewati Uji Lab

Tidak hanya diuji kekebun kopi warga Bener Meriah. Tahun 2018, pupuk organik cair racikan Saipudin bahkan telah melalui uji laboratorium oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Ternak Bogor.

Pupuk organik cair racikan Saipudin yang telah lewat uji lab oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Ternak Bogor. | Foto : Dok. pribadi

Hasil penelitian membuktikan, pupuk organik Saipudin mengandung unsur N 0,2 persen, ph 4,01 persen, dan zat C-organik sebanyak 2,54 persen.

Selain itu, juga mengandung C/N ratio 21,17 persen, P205 7,33 persen, Fe 2 ppm, Mn 0,3 ppm, Zn 2 ppm, dan CU 2 ppm.

Meskipun pupuk organik racikan Saipudin mulai dilirik petani kopi Bener Meriah dan Aceh Tengah, sementara ini ia hanya memiliki izin dagang hingga level provinsi saja.

Untuk pendaftaran ke level nasional atau Kementerian Pertanian RI dirinya masih terkendala biaya.

“Pelan-pelan, Insya Allah akan sampai kesana. Sementara fokus saja di sini dulu. Kita maksimalkan dulu pertanian di Tanoh Gayo, khususnya kopi arabika yang sudah mendunia,” ujar Saipudin.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist