BANDA ACEH | MASAKINI – Sekitar 22,2 persen anak-anak di Kota Banda Aceh yang berusia 9 hingga 18 tahun terpapar pornografi. Hal tersebut diketahui berdasarkan Survei Kemendikbud pada tahun 2018 silam. Selain di Aceh, survei serupa juga dilakukan di Yogyakarta dan DKI Jakarta.

“Artinya, 2 dari 10 anak Aceh terpapar pornografi,” kata Nova saat Deklarasi Aceh Stop Pornografi, di Lapangan Blang Padang, Senin (22/4/2019).

“Perlu langkah cepat dan tepat untuk mengatasi permasalahan ini agar tingkat keterpaparan anak Aceh terhadap konten yang tidak senonoh ini dapat kita turunkan,” kata Nova lagi.

Gerakan tolak pornografi, kata Nova, merupakan bentuk pernyataan perang masyarakat Aceh terhadap pornografi. Dengan aksi itu, ia berharap semua lembaga publik, pihak swasta dan elemen masyarakat mendukung langkah tersebut sehingga dapat menyelamatkan generasi muda Aceh dari kerusakan moral.

Menurut Nova salah satu pemicu mudahnya mengakses pornografi adalah tersedianya jaringan internet. Dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga Januari 2018, 50 persen dari total 265,4 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna internet. 49 persen di antaranya adalah pengguna aktif media sosial. Dari angka itu, 30 persen atau 79,6 juta populasi rakyat Indonesia adalah anak-anak. []