MASAKINI.CO – SAAT ini saya berada di tengah-tengah kebun teh terbesar di Asia Tenggara. BOH Tea Plantations di Sungei Palas, salah satu dari tiga lokasi kebun teh terkenal di Cameron Highlands, Pahang, Malaysia.
Hawa sejuk membelai seluruh bagian tubuh yang tak tertutup pakaian. Saya gosok-gosok telapak tangan seraya menatap keindahan alam di hadapan.
Bak permadani. Tanaman teh menjalar mulus di bukit-bukit. Bayangan awan yang tumpah dari langit biru cerah menerpa sebagian sisi ladang teh yang ditanam dengan teknik terasering itu.
Aroma daun bernama latin Camellia sinensis dari sekeliling membuat saya makin takjub dengan suasana di sini.
Tepatnya, saya sedang di dalam ruangan JAs Balcony Café. Gerai teh yang menyajikan makanan dan minuman berbahan baku teh dari kebun teh BOH.
CafĂ© berdinding kaca ini dibangun pada 2007 di atas lereng kebun teh di BOHs Sungei Palas Tea Centre. Kapasitasnya sekitar 200 kursi. Di sayap kanannya, ada cafĂ© dengan kapasitas serupa bernama Tristan’s Terrace yang baru diresmikan tiga bulan sebelumnya.
Tampaknya café ini selalu dipenuhi wisatawan. Ketika pertama kali menjejakkan kaki beberapa menit lalu, turis dari berbagai negara menyemut.
Untungnya saya tidak pergi sendiri, tetapi bersama istri. Kami berbagi tugas. Dia yang akan antri memesan makanan dan minuman, saya yang mencari meja kosong.
Syukurnya, saya langsung mendapatkan meja yang baru ditinggalkan pengunjung di bagian tepi café. Dari sini lah, kami kemudian menikmati view yang sangat menawan, seraya menyesap teh langsung dari kebunnya.
***
Trip ke Cameron Highlands memang sudah kami rencanakan sebelum berangkat dari Banda Aceh. Kawasan Dataran Tinggi di Malaysia itu jarang sekali masuk dalam wish-list warga Aceh yang berlibur ke Negeri Jiran.
Saya dan istri sudah beberapa kali traveling ke Malaysia, tapi masing-masing kami belum pernah ke Cameron Highlands sebuah distrik (kecamatan) di negara bagian Pahang.
Penasaran dengan review wisatawan yang sangat merekomendasikan untuk ke sana, kami pun menyusun itinerary.
Satu-satunya transportasi umum ke Cameron Highlands: shuttle bus. Tak ada penerbangan atau kereta api dari KL ke sana. Karena itu, kami harus segera pesan bus dari KL ke Tanah Rata, pusatnya ibu kota Kecamatan Cameron Highlands.
Sepuluh hari sebelum keberangkatan, kami pun mencari tiket bus melalui sebuah aplikasi pemesanan tiket transportasi online. Di aplikasi tertera, harus menempuh perjalanan sekitar 5 jam dari KL untuk sampai ke Tanah Rata.
Ragam armada tersedia setiap 2 jam sekali dari beberapa terminal bus berbeda di KL. Tarifnya rata-rata 35 Ringgit Malaysia (RM), tapi kami berhasil mendapatkan jenis bus yang tarifnya 25 RM. Kami ambil seat PP dan naik dari terminal bus di Jalan Pekeliling.
Tiket aman. Kami selanjutnya harus pastikan ketersediaan penginapan. Apalagi jika hendak mengunjungi destinasi top, akomodasi seringnya dalam keadaan full booked.
Alhamdulillah, kami berhasil peroleh kamar untuk 2 malam stay di Tanah Rata.
***
Kemarin sore, kami tiba di Cameron Highlands setelah menempuh lima jam perjalanan dengan bus yang kami pesan sebelumnya. Bersama sejumlah penumpang lainnya, kami diturunkan di terminal bus, tepatnya depan kantor Tourist Information Centre Tanah Rata.
Cameron Highlands berada di ketinggian sekitar 1.829 meter di atas permukaan laut. Suhu siang hari rata-rata antara 10-20 derajat Celcius. Kondisi ini hampir sama dengan di Dataran Tinggi Gayo, Aceh. Biasanya hujan turun tak menentu.
Begitu pula dengan kami, gerimis langsung menyambut. Usai makan siang meski sudah agak sore, kami jalan kaki sekitar 200 meter menuju penginapan. Agar tak kuyup, kami gunakan payung yang dipinjamkan seorang makcik penjual nasi di terminal.
Di guest house yang kami tinggali, kami menimbang-nimbang bagaimana cara terbaik untuk pergi ke BOH Tea Centre.
Ketika keluar makan malam, kami sempat konsultasi dengan pihak tour operator yang sekaligus menyewakan mobil dan sepeda motor bagi turis.
Kata mereka, di Cameron Highlands ada tiga kebun teh BOH yaitu kebun tertua di Habu, lalu Fairlie Tea Garden dan Sungei Palas Tea Garden di Brinchang.
Sekadar info, perkebunan teh BOH didirikan oleh JA Russel pada 1929. Ia saudagar Inggris yang datang pada masa pendudukan kolonial di Malaysia. Saat itu ia berani memulai bisnis kebun teh meskipun negara-negara di dunia sedang menghadapi masa depresi berat.
Perkebunan Teh BOH memiliki lahan total sekitar 8.000 hektare. Ia dinyatakan sebagai kebun teh terluas di Asia Tenggara, di samping sebagai pusat pengolahan teh terbesar dan tertua di Malaysia.
Sungei Palas destinasi paling diminati turis yang berkunjung ke Cameron. Sebab ia punya tea centre yang dilengkapi dengan café, tea & souvenir shop, dan pabrik teh di tengah-tengah perkebunan.
Untuk ke sana, kami boleh memilih paket tur umum dan private, atau pergi sendiri dengan menyewakan sepeda motor.
Hm.. Saya dan istri sepakat memilih pergi sendiri dengan menyewa sepeda motor. Untuk paket 24 jam sewa, kami dikenakan tarif 80 RM. Lumayan.
Namun ada syarat agar bisa sewa kendaraan bagi turis, yaitu salah satu dari kami harus punya dan bawa SIM Internasional.
***
Tadi pagi, dari Tanah Rata, kami mengendarai motor matik yang sudah dilengkapi chip oleh operator. Jadi kemana pun kita pergi, rute perjalanan akan terekam oleh mereka.
Trip dari Tanah Rata ke Sungei Palas Tea Centre memakan waktu sekitar 30 menit berkendara. Kami melalui jalan beraspal mulus yang berliku. Karena weekend, banyak mobil pribadi menuju pusat agrowisata di Brinchang, tapi mereka tampak tertib dan bersabar di jalan.
Udara segar membasuh wajah kami. Usai melewati dua pusat pemukiman modern yang diwarnai perumahan bergaya Tudor, kami pun memasuki jalan menuju kebun teh.
Saya mengendarai hati-hati. Hamparan perbukitan yang dibalut kebun teh terpampang sepanjang road trip menuju pusat teh Sungei Palas.
Kami harus berbuntut-buntutan dengan kendaraan turis lainnya: ada bus, mobil pribadi, dan rombongan pesepeda motor. Tapi mereka tidak saling salip. Jalannya tertib dan lancar.
Udara segar nan sejuk mengantarkan kami ke Sungei Palas Tea Centre. Pengunjung sudah menyemut di sepanjang jalur treking menuju pusat teh di ketinggian 20 kaki. Ada tangga kayu yang mengular di hadapan sebagai jalur bagi turis mencapai puncak.
JAs Balcony Café berkonstruksikan kaca tampak sangat menakjubkan saat kami memulai treking. Teras cafenya yang menjorok ke depan, membuat kami tak sabar ingin segera berfoto di sana. Desir angin dan awan berarak menambah manis perjalanan kami, Sabtu 12 Oktober 2019.
***
Istri saya baru saja membawakan setalam hidangan berisi: secangkir BOH teh tarik kurang manis halia panas, teh English Breakfast, serta dua potong kue: Chicken Pie dan Choco Rolls Croissant; plus sepotong senyumannya yang membahagiakan jiwa.
Kini bersama buah hati, saya menikmati sarapan pagi yang istimewa. Dan teh BOH itu, rasanya seperti tagline-nya yang terkenal: ummph!. Anda wajib mencobanya![Makmur Dimila]
Discussion about this post