MASAKINI.CO – Puluhan batu nisan mengandung nilai sejarah yang ditemukan di Desa Pango Raya, Kecamatan Ulee Kareng, dipindahkan ke sekretariat Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) di Desa Punge Blang Cut, Kota Banda Aceh.
Rifky Amrullah, anggota Mapesa mengatakan pemindahan nisan-nisan tersebut terpaksa dilakukan karena lokasi makam tergusur.
“Sekarang, lokasi nisan-nisan ini dulu, sudah berdiri gedung. Kami mencoba menyelamatkan, biar enggak hilang,” katanya kepada masakini.co, Selasa, (5/10/2021)
Puluhan batu nisan tersebut dibawa September lalu. Saat pegiat yang berhimpun di Mapesa melakukan Meuseuraya, yakni kegiatan membersihkan makam bersejarah yang dilakukan setiap pekan.
“Cuma sebagian kecil (batu nisan) di sini. Sebagian lagi sudah kami hibahkan ke Meuseum Aceh,” kata Wakil Ketua Mapesa, Masykur.
Dia menyebut, batu nisan yang mereka selamatkan dari Pango Raya itu berasal dari abad ke-16 hingga ke-18.
“Bisa dilihat dari tipologinya. Nisan dengan bentuk yang sama, ada pahatan nama atau pun tahun. Jadi, dari situ didapatkan polanya,” ungkapnya.
Saat ini, tutur Masykur, di Mapesa hanya baru ada satu anggota yang bisa membaca ukiran tulisan di batu nisan.