Perda – Candra, Penerus Estafet Agus Suhendra di Persiraja

Pesepakbola Aceh Selatan di Persiraja, Chandra, Agus (tengah) dan Perda. (Ilustrasi: masakini.co)

Bagikan

Perda – Candra, Penerus Estafet Agus Suhendra di Persiraja

Pesepakbola Aceh Selatan di Persiraja, Chandra, Agus (tengah) dan Perda. (Ilustrasi: masakini.co)

MASAKINI.CO – Nun jauh di daerah berjuluk ‘Kota Naga’, Aceh Selatan, Agus Suhendra tersenyum bahagia. Candra Rahmat dan Perda Rahman menjadi aktor penentu kemenangan untuk Persiraja, kala menundukkan PSPS Riau di Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, Senin (26/9/2022).

Candra dan Perda merupakan dua dari tiga pesepakbola Aceh Selatan, yang memperkuat Persiraja di Liga 2 musim kompetisi 2022/2023. Dua juniornya itu, baru saja membuka keran gol, di kasta profesional pertama mereka.

Berhubung jarak, dan tidak disiarkan secara live, Agus mengaku tidak menyaksikan keduanya beraksi di depan ‘Publik Lampineung’. Sore itu, ia juga sedang bertanding, bermain tarkam di kampung halaman untuk salah satu tim.

Bereh, bereh, bereh (baca; mantap) orang ini. Tapi saya gak nonton, sedang main tarkam sore itu,” kata Agus, kepada masakini.co, Rabu (28/9/2022).

Ia berpesan, agar Candra dan Perda tak cepat puas, apalagi terlanjur besar kepala. Perjalanan karier mereka baru saja dimulai. Terlalu banyak PR yang seharusnya diselesaikan. Agus mengaku, di beberapa kesempatan kerap bertukar kabar, terutama dengan Perda.

“Kalau Perda sering komunikasi. Sesederhana tanya kabar, atau hari ini main gak?” ungkapnya.

Menurut Agus, terlepas dari performa wakil Aceh Selatan tersebut masih banyak kekurangan, namun gol dan aksi keduanya, menunjukkan mereka pantas berseragam Laskar Rencong. Namun, butuh waktu agar Perda-Candra lekas matang.

Saat disinggung peran senior dalam membuka jalan dan menuntun bakat dari ‘Tuan Tapa’ itu, Agus merendah. Katanya, tidak ada hubungannya dengan para senior. Mereka sudah membuka jalannya sendiri, dan layak diapresiasi atas keberanian keluar kampung.

Agus sudah mengenal lama juniornya itu. Ia tak heran bila keduanya kini bisa naik kelas dari amatir ke profesional. Ia menilai, Candra memiliki kelebihan pada keberanian. Namun, talenta pemain asal Desa Teupin Gajah, Kecamatan Pasie Raja itu, akan sangat optimal bila ia dimainkan sebagai sayap, ataupun gelandang.

“Kekurangan Candra paling nampak kalau dia ditempatkan sebagai full back. Dia belum ngerti caranya. Timing kapan bertahan dan menyerang belum dipahami betul. Tapi, kalau digembleng lama dan dia juga fokus, saya yakin dia bisa sama baiknya di full back layaknya saat bermain di sayap,” jelas Agus.

Perubahan posisi Candra, sejatinya sama dengan dirinya. Dulu, Agus merupakan pemain sayap. Namun direposisi menjadi full back kiri. Untuk menjadi pemain yang langganan inti, sampai bisa membawa Persiraja promosi ke Liga 1 di tahun 2019, Agus sudah melewati proses asam pahit. Terutama mengokohkan pondasi pemahaman, bagaimana menjadi full back yang baik dan benar, lagi modern.

Sedangkan Perda, juga sama seperti pemain lain umumnya, yang memiliki sisi plus dan minus. Namun, bagi Agus, yang paling harus disyukuri adalah Perda sudah naik kelas. CV-nya sebagai jebolan PON Aceh kini bermuara. Kekurangan pemain dari Desa Kapeh, Kecamatan Kluet Selatan itu, menurut Agus, terletak pada duel yang relatif masih belum cukup berani.

“Kalau kelebihan Perda, dia punya naluri cetak gol yang kuat. Penyelesaian akhirnya juga ok,” nilainya.

Selain Perda dan Candra, pesepakbola Aceh Selatan yang juga memperkuat Persiraja musim ini adalah Maretha Uqbah. Pemain yang lebih dikenal dengan panggilan Uut itu, sudah pernah diberikan kepercayaan sebagai pemain inti, saat laga tandang Persiraja versus Sriwijaya FC.

Agus memandang, mentalitas Uut musti terus dipupuk agar keberanian tumbuh kuat. Dirinya percaya, seiring bertambahnya jam terbang, gelandang ini bisa memperbaiki performanya.

“Sebagai gelandang bertahan, Uut ini type-nya beda. Kalau dibilang petarung, petarung dia. Tapi bukan tipikal strength. Tidak bijak bila tolok ukur menilai Uut, hanya di laga tandang. Coba kasih dia kesempatan di kandang, kemungkinan maksimal,” urai Agus.

Saat menghadapi Sriwijaya FC, Uut yang dipercayakan main sejak awal, belum tampil menggigit. Di babak kedua dia digantikan pemain lainnya. Menurut salah satu sumber media ini, kurang maksimalnya Uut di Stadion Atletik Jakabaring, Palembang, Kamis (22/9) karena yang bersangkutan dalam keadaan kurang sehat.

Kehadiran tiga pesepakbola Aceh Selatan di Persiraja tahun 2022, meneruskan tradisi keterwakilan daerah dengan komoditi unggulan Pala itu. Menyambung estafet para pendahulu, seperti Jal Koto, Abrar, Erisman, Hendra Sandi, Firman Mahya, Irwandi Mahya, Agus Suhendra dan banyak lagi.

“Harus rajin latihan, fokus, tunjukkan bahwa kita bisa! Kalau boleh, ya jangan cuma sampai di Persiraja. Kalau udah ada kesempatan, jangan disia-siakan,” pesannya.

Agus melihat, Aceh Selatan tidak kekurangan pesepakbola muda penuh talenta. Yang membedakan, cuma di faktor rezeki dan keberuntungan. Ia berharap, ke depan, semakin banyak pesepakbola daerahnya yang berani mengambil keputusan.

“Cuma ya masih banyak yang gak berani ambil keputusan untuk keluar. Harus berani mereka.
Kalau di sini-sini saja (Aceh Selatan), siapa mau lihat. Paling ya Persal (Liga 3), ya di situ-situ saja,” ujarnya.

Agus Suhendra merupakan pesepakbola Aceh Selatan yang paling lama membela Persiraja. Putaran kedua tahun 2013 menandai debut profesionalnya bersama Persiraja. Kebersamaan itu harus berakhir tahun 2021. Cedera LCL dan MCL menceraikan ia dengan tim yang sangat Agus cintai.

Baru beberapa bulan terakhir ia pulang dari Pulau Jawa, usai melakukan operasi lutut dan melakukan serangkaian terapi. Hari-hari belakangan, Agus sudah bisa merumput kembali, sekalipun belum 100 persen seperti sedia kala. Selain aktif di tarkam, Agus mengisi waktu dengan bertani, membantu keluarga pergi ke sawah untuk urusan padi.

“InsyaAllah 2023 comeback,” bebernya.

Agus belum tau kemana ia akan berlabuh. Boleh jadi pulang ke rumah; Persiraja. Atau berpetualang ke klub lain di Indonesia. Andai pun ia tak kembali ke pangkuan Persiraja, setidaknya, penerus estafet ‘Si Kidal Naga’ dari negeri Tuan Tapa, dilanjutkan oleh orang yang tepat, juniornya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist