Ratna Wangsa, Sang Arsitek Sultan Iskandar Muda

Makam Ratna Wangsa, seorang utoeh atau arsitek di masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. (foto: masakini.co/Zian Mustaqin)

Bagikan

Ratna Wangsa, Sang Arsitek Sultan Iskandar Muda

Makam Ratna Wangsa, seorang utoeh atau arsitek di masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. (foto: masakini.co/Zian Mustaqin)

MASAKINI.CO – Persawahan Kemukiman Busu, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie terbentang luas. Tanaman padi sudah mulai menguning dan terlihat subur. Sebuah dataran penuh dengan pohon, layaknya hutan kecil, tampak sangat kontras di tengah-tengah persawahan itu. Jalan setapak mengitari pinggiran bukit kecil yang penuh dengan semak belukar, tak ada tanda-tanda tanah itu memiliki pemiliknya.

Semak belukar yang padat tersebut, pada Minggu (19/9/2022), kami terobos bersama dengan dua pemandu yang paham tentang Masjid Po Teumeureuhom di Busu. Mereka adalah Tgk Aiyub dan Tgk Banta.

Di dalam semak belukar, sebuah makam yang terbuat dari bebatuan yang telah diukir khusus, tampak tak terawat. Nisannya telah patah, begitu juga dengan kuburannya patah terbagi dua.

Tgk Banta mengungkapkan bahwa makam tersebut merupakan milik Ratna Wangsa, dia adalah seorang utoeh atau arsitek di masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada era 1618 masehi.

Alkisah, sultan yang populer disematkan nama Po Teumeureuhom melakukan perjalan dengan menggunakan gajah ke lokasi tersebut. Adapun tujuannya untuk membangun benteng iman kepada rakyat Aceh.

“Saat itu, masa peperangan dengan Portugis, Iskandar Muda, melakukan perjalanan untuk membuat benteng kepada rakyat yaitu benteng iman, supaya tidak terpengaruh dengan budaya yang akan dibawa oleh pihak asing,” ujar Tgk Banta.

Dia menceritakan benteng iman yang dimaksud bukan seperti sebuah benteng peperangan, melainkan tempat ibadah berupa masjid yang dapat digunakan sebagai media penyiaran dan wadah berkumpulnya rakyat Aceh.

Makam Ratna Wangsa, seorang utoeh atau arsitek di masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. (foto: masakini.co/Zian Mustaqin)

Dalam pembangunannya, Sultan Iskandar Muda membawa satu pohon kayu yang sangat kuat dan besar sebagai pondasi kayu pertama untuk pembangunan masjid.

Ratna Wangsa, merupakan arsitek yang didatangkan dari kerajaan Islam di India yaitu Moghul. Saat itu hubungan bilateral antara Aceh dan India sangat kuat.

Tidak banyak masyarakat yang mengetahui literature sejarah Ratna Wangsa, meskipun dia sangat berperan penting dalam pembangunan Masjid Po Teumeureuhom.

Namun, sayangnya perjalanan hidup sang arsitek tidak terlalu lama sebab setelah diperintahkan untuk membangun masjid, Ratna meninggal dunia. Beliau dikabarkan terserang penyakit, bukan karena meninggal dalam peperangan.

Mengetahui kabar duka tersebut, sultan langsung mengabarkannya ke kerajaan Moghul, hal itu dilakukan supaya tetap mempertahankan kepercayaan hubungan bilateral antara Aceh dan India.

Ratna, dikuburkan tak jauh dari masjid yang dibangunnya, jaraknya berkisar 200 meter sebelah selatan, di sebuah pulau diantara hamparan sawah Busu.

Tak banyak kisah yang menceritakan tentang Ratna Wangsa, baik cerita rakyat dan literatur sejarah, hanya sebuah makam masa kerajaan dulu yang kini terlihat tak terawat di antara semak-semak yang padat.

Mengenai cerita bahwa nisan Ratna Wangsa dikirim langsung dari India, Tgk Banta masih meragukan hal tersebut. “Memang, informasi nisannya dikirim langsung dari Moghul kepada Sultan, tapi tidak ada literasi khusus tentang kebenarannya itu,” ujarnya.

Makam Ratna Wangsa pernah direnovasi pada era 70an, saat masa kepemimpinan Gubernur Aceh dijalankan Ali Hasyimi. Hasyimi memugar makam usai membuat penelitian di kawasan itu.

Diketahui Ratna Wangsa adalah seorang pria. Sebelumnya tgk Daud Beureueh juga pernah melobi pemerintah pusat untuk menjadikan makan Ratna Wangsa menjadi kawasan cagar budaya, tapi tak pernah terjadi hingga kini.

“Sayangnya, foto Masjid Po Teumeureuhom pertama dibangun tidak ada. Tidak ada yang tahu bagaimana wujud asli masjid tersebut, hanya bukti pondasi atau lokasi peletakan batu pertama masjid yang ada, yang sering disebut warga bekas tapak kaki Sultan Iskandar Muda,” kata Tgk Banta.

Dia berharap Pemerintah Kabupaten Pidie, dapat melihat makam sang arsitek di masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda itu dan memperbaiki kembali.

“Karena dia (Ratna Wangsa) merupakan tokoh Kerajaan Aceh yang harus dipertahankan sejarahnya kepada generasi bangsa Aceh di masa yang akan datang,” pungkasnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist