Desa Wisata Nilam Rintisan Ranto Sabon, Masuk Dua Puluh Besar Program Pendampingan Terbaik di Indonesia

Tim juri dari Kemenparekraf datang berkunjung ke Ranto Sabon, Aceh Jaya, pada Minggu (22/10) untuk menilai lokasi desa wisata. (foto: untuk masakini.co )

Bagikan

Desa Wisata Nilam Rintisan Ranto Sabon, Masuk Dua Puluh Besar Program Pendampingan Terbaik di Indonesia

Tim juri dari Kemenparekraf datang berkunjung ke Ranto Sabon, Aceh Jaya, pada Minggu (22/10) untuk menilai lokasi desa wisata. (foto: untuk masakini.co )

MASAKINI.CO – Universitas Syiah Kuala, melalui pendampingan desa wisata, berhasil mengantarkan Desa Wisata Nilam Ranto Sabon menjadi salah satu dari dua puluh pendampingan perguruan tinggi desa wisata terbaik di Indonesia.

Program pendampingan ini adalah salah satu program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkerja sama dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari nominasi, tim juri dari Kemenparekraf datang berkunjung ke Ranto Sabon Minggu (22/10) kemarin untuk menilai lokasi desa wisata.

Para tamu disambut dengan Tarian Ranup Lampuan dan hidangan hasil masakan Ibu-ibu di desa setempat. Ranto Sabon merupakan desa wisata rintisan yang berbasis edukasi Nilam.

Salah seorang tim dewan juri dari Kemenpar dan Ekraf, Budi Setiawan, berpesan, kolaborasi itu kunci suksesnya sebuah program desa wisata. β€œAda beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membekali masyarakat agar dapat mempersiapkan diri menjadi bagian dari desa wisata, diantaranya yang utama adalah fasilitas home stay dan toilet sertaΒ  kuliner yang lezat dan higienis,” katanya.

Sementara itu, juri lainnya, Heryadi Darmawan mengapresiasi prestasi 20 besar nasional yang diperoleh Unsyiah. Desa wisata Nilam yang langsung masuk dua puluh besar di tahun pertama partisipasi dalam program ini adalah sebuah prestasi yang luar biasa.

β€œNamun masih ada banyak pekerjaan rumah Bapak-Ibu untuk terus mendampingi desa ini, agar dapat terus berkembang menjadi desa wisata yang baik. Keragaman jurusan yang ada di Unsyiah bisa menjadi nilai tambah yang sangat baik jika dapat disinergikan’, jelas Heriadi.

Dalam kesempatan yang sama, Atsiri Research Centre (ARC) Unsyiah bersama Bank Indonesia Perwakilan Aceh melalui Program Local Economic Development (LED), juga menggelar workshop pelatihan pembuatan produk turunan nilam termasuk parfum, sabun cuci piring dan hand sanitizers.

Pelatihan ini diikuti oleh pemuda/i di Desa Ranto Sabon. Diharapkan, keterampilan pelatihan yang diperoleh dapat menjadi pemasukan tambahan bagi masyarakat.

β€œSemoga dengan banyaknya program dari Unsyiah dan ARC di desa Ranto Sabon ini, masyarakat mau ikut berperan aktif mengembangkan potensi diri di masa yang akan datang. Karena jika program ini berhasil, tentu perekonomian masyarakat juga akan bertambah,” ujar Syarkani, Camat Sampoiniet Aceh Jaya.

Dalam kesempatan tersebut, Istri Bupati Aceh Jaya, turut menghadiahkan kain baju dengan motif disain Pucok Oen Nilam, kepada 4 orang tim Kemenparekraf. Disain Pucok Oen Nilam merupakan disain terbaik dalam kompetisi Dekranas Propinsi Aceh tahun 2020.

Sementara itu Koordinator lapangan tim pendamping dari Unsyiah untuk Desa Wisata Nilam Ranto Sabon, Friesca Erwan menyampaikan, Desa Wisata Nilam akan menjadi sarana efektif bagi masyarakat untuk memasarkan produk gampong Ranto Sabon khususnya produk turunan nilam hasil binaan ARC Unsyiah dan produk masyarakat lainnya.

β€œKami berharap masyarakat Ranto Sabon Aceh Jaya dapat meningkat kesejahteraannya melalui program Desa Wisata ini”, Ujar Friesca yang juga merupakan Dosen Teknik Industri Unsyiah jebolan Queenland University of Technology Australia ini. []

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist