Facebook Twitter Youtube Instagram Tiktok

Tentang Masakini

  • Beranda
  • News
  • Olahraga
  • Nasional
  • Internasional
  • Foto
  • Video
  • Beranda
  • News
  • Olahraga
  • Nasional
  • Internasional
  • Foto
  • Video
  • Beranda
  • News
  • Olahraga
  • Nasional
  • Internasional
  • Foto
  • Video
  • Beranda
  • News
  • Olahraga
  • Nasional
  • Internasional
  • Foto
  • Video
Home Foto lama

Nostalgia Pengrajin Gerabah Ateuk Jawo

Masa Kini by Masa Kini
7 September 2019
in Foto lama, Headline
Reading Time: 1 mins read

Pengrajin gerabah di Gampong Ateuk Jawo, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh menyiapkan kanot (periuk). [Ahlul Fikar]

Share on FacebookShare on Twitter

MASAKINI.CO – Walau usia telah senja, Nur Aini masih berjibaku dengan tanah liat. Bila terik matahari datang, senyumnya merekah. Itu pertanda hari mujur, ia dapat menjemur gerabah dan membakarnya.

Perempuan yang lahir lima tahun setelah Indonesia merdeka ini, telah menjadi pengrajin gerabah sejak berusia 15 tahun. Nur Aini belia sudah cekatan membuat kanot (periuk nasi), beulangong (belanga) atau capah (cobek).

Proses pembuatan gerabah di Gampong Ateuk Jawo, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh. [Ahlul Fikar]

Urusan gerabah, ia berguru pada almarhumah neneknya. Ditemui masakini, Nur Aini berbagi nostalgia. Ia menceritakan, masa jaya Desa Ateuk Jawo, Kecamatan Bairurrahman, Banda Aceh.

Pengrajin gerabah di Gampong Ateuk Jawo, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh menyiapkan capah (cobek). [Ahlul Fikar]
Proses menghaluskan bentuk cobek. [Ahlul Fikar]
Proses pembuatan alas cobek. [Ahlul Fikar]
Pengrajin gerabah di Gampong Ateuk Jawo, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh memperlihatkan cobek karyanya. [Ahlul Fikar]

Sekitar tahun 1970an, ketika Nur Aini masih masih belajar membuat gerabah. Di Ateuk Jawo, nyaris setiap keluarga menjadi pengrajin. Tak terkecuali teman sebayanya. “Sejak usia 15 saya mulai membuat gerabah bersama nenek,” ujarnya.

Seiring waktu, sebagian besar keluarga di Ateuk Jawo berhenti menjadi pengrajin. Namun Nur Aini dan Basyariah (70) tetap bertahan meneruskan tradisi.

Sayangnya, di keluarganya tidak ada satupun yang berminat menjadi pengrajin gerabah. “Mereka lebih memilih berjualan baju di toko,” lanjutnya sambil membuat alas piring tanah.

Kini bahan baku tanah liat juga mulai sulit didapat. Pasalnya, sawah-sawah di Ateuk Jawo telah berubah menjadi pemukiman. “Sekarang sudah susah nyari tanah liat, karena ladangnya tak seluas dulu,” ungkap Aini.

Gerabah di Ateuk Jawo ini terbilang murah, kisaran terendahnya hanya Rp8 ribu. Biasanya, pembeli datang langsung ke lokasi mencari gerabah yang diminati.[Ahlul Fikar]

Proses pembakaran gerabah secara tradisional di Gampong Ateuk Jawo, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh. [Ahlul Fikar]
Proses pembakaran gerabah hampir selesai. [Ahlul Fikar]
Gerabah setelah dibakar siap dipasarkan. [Ahlul Fikar]
Gampong Ateuk Jawo, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh. [Ahlul Fikar]
Tags: Ateuk Jawo Banda AcehGerabah Ateuk JawoPengrajin Gerabah
Previous Post

Sempat Dilaporkan Hilang Ainsyah Ditemukan Meninggal

Next Post

SAR Gabungan Evakuasi Dua Nelayan Tenggelam

RelatedPosts

Royalti Tambang di Aceh Capai Rp2,1 Triliun, 80 Persen Dikembalikan ke Daerah

by Riska Zulfira
12 Oktober 2025
0

MASAKINI.CO - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh mencatat, total royalti dari sektor pertambangan yang disetor ke kas...

Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi

by Riska Zulfira
23 September 2025
0

MASAKINI.CO - Harga emas murni di Banda Aceh kembali melambung tinggi. Hari ini, kenaikannya hingga Rp200 ribu per mayam dari pekan...

Sempat Normal, Gunung Burni Telong Kembali ke Status Waspada II

Sempat Normal, Gunung Burni Telong Kembali ke Status Waspada II

by Syah Antoni
23 September 2025
0

MASAKINI.CO - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia kembali menaikkan status aktivitas Burni Telong dari level...

Karhutla Masih ‘Menyala’ di Aceh Barat, 12 Hektare Sudah Terbakar

by Ahmad Mufti
23 September 2025
0

MASAKINI.CO - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Barat sejak Rabu (17/9/2025). Data terbaru menunjukkan...

Next Post

SAR Gabungan Evakuasi Dua Nelayan Tenggelam

Discussion about this post

BERITA TERBARU

Royalti Tambang di Aceh Capai Rp2,1 Triliun, 80 Persen Dikembalikan ke Daerah

4 jam ago

Mencuat Rumor Pep Guardiola Akan Tinggalkan Man City Akhir Musim Ini

5 jam ago

Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026, Ini Kata Media Vietnam

6 jam ago

Penyanyi Berdarah Aceh, Mohderzam Ramaikan Musik Internasional dengan Single Terbaru

14 jam ago

Tim Catur Aceh Raih 4 Medali di PORNAS Korpri 2025

17 jam ago

BERITA POPULER

  • Home Industri Dominasi Perolehan Sertifikat Halal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keluarga Lewis Suntik Dana Rp1,9 Triliun ke Tottenham Hotspur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026, Ini Kata Media Vietnam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bawa 2,3 Kg Ganja, Pria Aceh Utara Ditangkap di Bener Meriah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hampir Setahun Kabur, Buron Kasus Perdagangan Rohingya Ditangkap di Batam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Add New Playlist

 

Memuat Komentar...