Bisnis Trasnportasi di Dunia Terpukul karena Virus Corona

Polisi meminta bus AKAP putar balik

Bagikan

Bisnis Trasnportasi di Dunia Terpukul karena Virus Corona

Polisi meminta bus AKAP putar balik

MASAKINI.CO – Wabah virus corona (Covid-19) yang melanda dunia telah berdampak buruk di seluruh bidang usaha atau perekonomian, termasuk sektor bisnis transportasi. Karena itu, pemerintah harus memberikan perhatian dan membantu pelaku usaha ini di tengah pandemi Covid-19 yang kian terpukul.

Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan bahwa ada sejumlah cara yang bisa dilakukan pemerintah khususnya di Indonesia untuk membantu sektor ini. Salah satu skema yang dipilih ialah buy the service.

“Penyelenggaraan transportasi umum antara pemerintah pusat dengan skema pembelian layanan (buy the service) dapat membantu mengurangi beban pengusaha angkutan umum di daerah,” kata Djoko dalam penjelasanya di Jakarta, Minggu (28/6).

Menurut dia, saat ini dampak pandemi Covid-19 merambah ke sektor transportasi, khususnya bisnis transportasi umum. Bisnis transportasi umum di Indonesia makin terpuruk, bahkan mendekati titik nadir, tidak terkecuali dengan transportasi daring (online) yang digadang-gadang oleh pemerintah dapat mengatasi pengangguran, ternyata justru memberhentikan sejumlah karyawannya.

“Pasalnya, sepinya penumpang yang menggunakan transportasi umum. Selain juga ada aturan dari pemerintah tentang batasan kapasitas penumpang yang boleh diangkut,” jelasnya.

Djoko menuturkan, jika ditilik secara global, di seluruh dunia penumpang angkutan umum telah hancur oleh adanya locdown dan social distancing terkait corona. Sebab, jumlah penumpang angkutan umum menurut hingga 70 persen di berbagai negara dunia dan penurunan terbesar adalah angkutan umum jarak jauh.

“Bahkan di beberapa negara, penurunan jumlah penumpang hingga 93 persen, salah satunya di Kota San Fransisco, Amerika Serikat,” bebernya.

Hingga kini, tambah dia, operator angkutan umum berjuang untuk dapat bertahan mempertahankan tingkat layanan. Masyarakat yang semula menggunakan angkutan umum, bergeser menggunakan angkutan pribadi, karena mereka merasa memiliki kendali atas siapa saja yang menyentuh kursi atau apa pun yang ada di dalam mobil mereka dan hal itu tidak dapat terjadi di angkutan umum.

“Masyarakat yang menggunakan angkutan umum saat ini atau pascalockdown adalah masyarakat yang tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan angkutan umum. Umumnya adalah pekerja di rumah sakit, pertokoan, dan lainnya,” imbuhnya.

“Sedangkan pekerja kerah putih memilih bekerja di rumah atau berganti menggunakan kendaraan pribadi,” imbuhnya.

Dikatakannya, berdasarkan sebuah catatan di Inggris, bahwa Covid-19 memberikan dampak pada peningkatan pembelian 56% dan penurunan penggunaan transportasi umum 48%. Hal ini disebabkan ketakutan masyarakat menggunakan angkutan umum dan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.

“Saat lockdown, perjalanan menggunakan kereta api berkurang 90%. Setelah lockdown, diperkirakan perjalanan menggunakan kereta api akan perlahan meningkat kembali, sekitar 20%-27%,” lanjutnya. [Ahlul Fikar]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist