MASAKINI.CO – Tim konsorsium pelaksana program pelestarian gajah Sumatera di Aceh menyerahkan barrier atau pembatas berupa pagar listrik yang telah dibangun kepada Pemerintah Aceh.
Barrier tersebut dibangun melalui pengelolaan kolaboratif kawasan perlindungan habitat Gajah di Aceh Jaya, yang digawangi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Kesatuan pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah 1 Aceh, dan Lembaga Conservation Response Unit (CRU) Aceh.
Penyerahan barrier tersebut diwakili oleh Direktur CRU Aceh, Wahdi Azmi kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Aceh, Sahrial. Turut hadir Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto dan kepala KPH wilayah 1, Inayat Syah Putra, di Kantor DLHK, Banda Aceh, Selasa (28/07).
Kata dia, program kolaboratif pengelolaan habitat gajah ini telah dilakukan selama tiga tahun, dengan melakukan beberapa kegiatan di tingkat tapak, salah satunya adalah pembangunan barrier buatan sebagai penghalau gajah liar di kawasan Aceh Jaya.
“Dengan adanya barrier ini telah berdampak baik dalam mengantisipasi konflik gajah, dan manusia di beberapa lokasi yang sebelumnya memiliki intensitas konflik yang tinggi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kadis DLHK Aceh, Sahrial menyampaikan apresiasi atas program kolaboratif pelestarian habitat gajah ini, dan berharap program tersebut dapat direplikasi pada habitat gajah di wilayah KPH lainya di Aceh.
Menurutnya, program yang telah dijalani tersebut dapat dipandang sebagai cikal bakal pengelolaan kawasan ekosistem esensial yang sedang digagas di beberapa tempat di Aceh.
“Saya berharap, barrier yang telah dibangun ini menjadi salah satu solusi dalam penangulangan konflik masyarakat dengan gajah yang selama ini terjadi, dan pada akhirnya masyarakatlah yang harus mendapat manfaat dari hasil upaya konservasi yang dilakukan, melalui berbagai upaya pengembangan mata pencaharian termasuk ekowisata,” ujarnya. []