MASAKINI.CO – Pandemi Covid-19 telah menyulitkan pelaku bisnis kreatif. Setidaknya itu yang dirasakan Farah Febriani, mahasiswa Psikologi Universitas Syiah Kuala (USK).
Pengagas Komunitas Ojek Akhwat Syiah Kuala (Koala) yang berdiri sejak 2018 itu, mengaku mengalami penurunan omzet bahkan memberhentikan karyawan.
Sebelum pandemi Covid-19, menurutnya orderan ojek Koala bisa mencapai 350 orderan.
āDriver sekitar 10 orang yang masih bertahan, tapi kita akan terus rektrut sih. Biasanya setiap minggu sekali kita rekrut masuk lagi dua orang, tiga orang begitu,ā ungkap Farah, Senin (11/2).
Tercatat 200 orang driver Koala sebelum pandemi, 35 di antaranya aktif mendapat orderan setiap hari di daerah Darussalam. Saat ini tersisa 10 orang driver aktif dan 30 orang tercatat sebagai driver.
āTotal bersih pemasukan Koala sebulan maksimal sekitar 5 hingga 8 juta, kalau sekarang perbulannya yang paling banyak sekitar Rp500.000, sesuai dengan orderan perhari,ā ujar Farah.
Ia juga memberhentikan dua orang karyawan yang bekerja sebagai admin, dampak minimnya pemasukan Koala selama pandemi.
Farah berharap Koala dapat bertahan di tengah kondisi yang belum pasti. Ia juga mengusahakan dana bantuan yang diberikan pada UMKM terdampak Covid-19 untuk keberlangsungan Koala.
āYang paling penting masih bertahan lah. Di luar sana masih ada yang butuh sama Koala, kami sebagai driver dan pengelola juga butuh dengan pekerjaan ini,ā pungkasnya.[Missanur Refasesa]