Imbas Banjir, Petani Budidaya Udang Vaname di Lhokseumawe Rugi Puluhan Ton

Lokasi tambak budidaya perikanan kelompok tani Jak U Neuheun, Blang Mangat, Lhokseumawe, merugi akibat terdampak banjir. (foto: luang untuk masakini.co)

Bagikan

Imbas Banjir, Petani Budidaya Udang Vaname di Lhokseumawe Rugi Puluhan Ton

Lokasi tambak budidaya perikanan kelompok tani Jak U Neuheun, Blang Mangat, Lhokseumawe, merugi akibat terdampak banjir. (foto: luang untuk masakini.co)

MASAKINI.CO – Bencana alam banjir yang terjadi sejak sepekan lalu di Lhokseumawe, mengakibatkan sentra produksi perikanan budidaya Kluster Blang Mangat, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe gagal panen. Kerugian ditafsirkan puluhan ton.

Sentra produksi perikanan budidaya Kluster Blang Mangat, dikelola oleh Kelompok Tani (Koptan) Jak U Neuheun, terletak di Kemukiman Meuraksa terdiri dari Gampong Teungoh dan Gampong Tunong.

Sedangkan Pemukiman Teungoh terdiri dari Gampong Ulee Blang Mane dan Gampong Meunasah Masjid Punteuet, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe dengan luas tambak sekitar 70 hektar, kondisinya saat ini babak belur dihantam banjir.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Lhokseumawe Azhar didampingi Wakil Ketua Koptan Jak U Neuheun Abdul Rauf, mengatakan kerusakan tambak cukup berat, bahkan setelah dihantam banjir seluruh ikan budidaya lepas dibawa arus.

“Kerugian petani tambak sudah tidak terhitung lagi. Selama ini petani menggeluti budidaya udang vaname, ikan nila dan ikan bandeng kualitas eksport, namun setelah banjir membuyarkan petani, karena praktis peternakan budidaya yang tinggal panen habis terbawa arus, padahal modal petani ada juga sebagian yang hutang dengan pihak ketiga,” kata Azhar, Rabu (5/1/2022).

Dia menyebut, kelompok tani Jak U Neuheun tidak memiliki asuransi nelayan. Beberapa waktu lalu ada yang meminta data anggota kelompok, namun data yang sudah dikirimkan ke pihak Dinas DKP Kota Lhokseumawe sejauh ini tidak diketahui kelanjutannya.

Disebutkan petani tambak budidaya di Kecamatan Blang Mangat merupakan kawasan sentra utama penghasil perikanan budidaya di wilayah Lhokseumawe. Setiap kali panen, ketika cuaca normal, mampu menghasilkan 5 sampai 10 ton udang vaname.

“Pengelolaan di sentra produksi kluster Blang Mangat dikelola secara tradisional dan tidak intensif, namun masih bisa menghasilkan sekitar 5 sampai 10 ton per sekali panen udang vaname atau rata rata sekitar 200 sampai 300 kg per hektar tambak,” jelas Azhar.

Sedangkan untuk ikan nila maupun bandeng bisa menghasilkan 2 sampai 3 ton sekali panen.

Namun setelah terimbas banjir, tutur Azhar, paling hanya tersisa sekitar ratusan kilo saja.

“Padahal para petani tambak yang berjumlah sekitar 40 orang itu, kebanyakan modalnya adalah hutang, makanya pusing juga memikirkannya,” keluhnya.

Sejauh ini, ungkap Azhar, belum ada satupun pihak dan pejabat terkait yang mengunjungi lokasi sentra produksi perikanan budidaya itu, setelah terdampak banjir.

“Belum ada, cuma sekedar telepon menanyakan data petani budidaya saja,” tuturnya.

Dia berharap, petani tambak budidaya perikanan ini diasuransikan oleh DKPP Kota Lhokseumawe, sehingga jika terjadi sewaktu-waktu musibah banjir seperti sekarang ini, petambak bisa tertolong.

“Minimal hutang untuk modal membeli bibit, obat-obatan dan perbaikan tambak bisa terbantu dari asuransi, sekarang kami bingung bagaimana caranya untuk mengembalikan pinjaman modal kepada pihak ketiga itu,” pungkasnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist