Juara SWI Bireuen Cup, Goat FC Tambah Koleksi Trofi

Skuat tim futsal Goat FC yang berhasil menjuarai SWI Bireuen Cup I tahun 2022. (foto: untuk masakini.co)

Bagikan

Juara SWI Bireuen Cup, Goat FC Tambah Koleksi Trofi

Skuat tim futsal Goat FC yang berhasil menjuarai SWI Bireuen Cup I tahun 2022. (foto: untuk masakini.co)

MASAKINI.CO – Tim futsal Goat FC mentasbiskan diri sebagai yang terbaik di Kabupaten Bireuen, setelah menjuarai Turnamen Futsal Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Bireuen Cup I Tahun 2022. Di grand final, Goat menundukkan Freegun FC dengan skor 3-2. Dengan demikian, Goat keluar sebagai juara I di turnamen tersebut.

Di partai grand final, Goat dan Freegun menyuguhkan kemampuan terbaik. Eksesnya, penonton yang datang menyaksikan langsung, cukup terhibur. Pertandingan ini dihelat di GOR Geulumpang Payong, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, Jumat (4/3/2022).

Freegun lebih dulu unggul lewat aksi Fakhrul di babak pertama menit 11′. Tertinggal satu angka, membuat penggawa Goat serasa dicambuk. Karenanya, build up serangan dengan skema passing cepat diperagakan. Berkat kerja keras tersebut, Dhian Irshandy berhasil menyamakan kedudukan dua menit setelahnya, 1-1 untuk kedua tim.

Di babak kedua menit 5′, Dian kembali mencatatkan namanya di papan skor. Pemain yang kadang dipanggil Bule itu, menunjukkan kelasnya. Namun penggawa Freegun tak tinggal diam, militansi tanpa henti berbuah hasil, menit 11′ Wildan menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Hanya butuh satu menit bagi Goat untuk kembali unggul. M Marzuka mencetak gol ketiga, sekaligus gol kemenangan untuk Goat.

Keberhasilan Goat menjadi yang terbaik di turnamen futsal SWI Bireuen, menambah daftar panjang prestasi tim kebanggaan asal Matang Geulumpang Dua itu. Sejauh ini, di tahun 2022, sudah dua piala berhasil mereka raih. Sebelumnya di awal tahun, Goat baru saja menjuarai turnamen futsal antar mahasiswa di Kota Lhokseumawe.

“Ini trofi kedua Goat di tahun 2022 sejauh ini. Tapi juara di Bireuen terasa spesial, karena nyaris 5 tahun baru dapat lagi piala di Bireuen. Tapi itu asiknya, sekaligus tantangan bahwa membuktikan diri di kampung sendiri jauh lebih sulit,” ucap pemain Goat, Andre Maireza.

Sejak didirikan tahun 2017, Goat sudah mengukir prestasi tidak hanya di Kabupaten Bireuen. Tercatat, 7 trofi sudah mereka rengkuh di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Dengan rincian, 3 di Bireuen, 2 di Lhokseumawe dan 2 di Banda Aceh. Goat berusaha unjuk kepantasan dan ingin menuntaskan tantangan di setiap kesempatan yang ada.

“Kami terus mencoba belajar, saling mengisi satu sama lain. Mau sama mau yang akhirnya membawa Goat seperti yang orang lihat. Kekeluargaan itu bukan sekadar slogan atau teriak ketika yel yel semata, tapi bagaimana bisa mentolerir kekurangan kawan, dan bisa meredam ego pribadi. Kami berupaya juara dimana saja. Dan tidak ingin hanya jadi tim jago kandang. Ini penting sebagai mindset dasar,” jelasnya.

Tujuh trofi yang sudah didapatkan Goat sesungguhnya senada dengan pilihan nama tim. Goat sendiri merupakan akronim ataupun singkatan dari Greatest of All Time (G.O.A.T). Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia mempunyai makna, terbaik sepanjang masa.

Sejauh ini, mereka tumbuh bersama. Sebagian dari tim bertugas mengurus administrasi, ada yang cakap melobi sponsor untuk pendanaan klub di turnamen, dan beberapa tugasnya hanya bercanda. Itu juga bernilai positif sebagai perekat tim.

Bagi Goat, mereka berusaha belajar profesional sedikit demi sedikit, meskipun bukan tim futsal profesional. Tapi Goat punya prinsip, segala sesuatu ada tempatnya, tidak semua bisa dipaksakan harus seolah-olah profesional. Bagaimanapun, Goat tau diri bahwa tim non profesional, diurus dengan fleksibel, tidak kaku.

Untuk diketahui, perjalanan Goat di SWI Bireuen Cup I sebagai berikut, mengawali dengan kemenangan telak 6-1 atas Pengadilan FC di babak 32 besar, menang penalti dengan Bireuen Legion dengan skor 3-1. Kemudian tren positif terus berlanjut. Di babak 8 besar mempecundangi Uniki 4-1, merubuhkan IMS dengan skor 3-2, hingga tiba di laga puncak, mengalahkan Freegun dengan skor 3-2.

Adapun nama-nama penggawa Goat yang diturunkan pada turnamen tersebut yakni: Andy Suci, Arief Rahman, Arief maulana, Ade Assura, Andre Maireza, Candra, Dhian Irshandy,
Rada Firman, M Marzuka Rizki, Irsal, Riskiy Ananda, M Iqbal, Muzammir dan Muhammad Arif.

Enam dari mereka merupakan pemain yang berlabel Pekan Olahraga Rakyat Aceh (PORA). Dengan klasifikasi, tiga memperkuat Bireuen PORA XIII tahun 2018, dan tiga lainnya pemain yang baru saja memperkuat Bireuen di Pra PORA. Generasi pertama tidak mampu meloloskan Bireuen dari fase grup, generasi berikutnya justru gagal membawa Bireuen lolos ke PORA.

Di SWI Bireuen Cup I, Goat mendapatkan trofi atau piala, medali, sertifikat serta uang tunai sebesar Rp 3,5 juta. Kini, Goat bersiap menatap turnamen futsal berikutnya di Kota Lhokseumawe. Jika tak ada aral melintang, akan bergulir pada bulan ini.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist