MASAKINI.CO – Kabupaten Aceh Besar memiliki potensi besar pada sektor peternakan. Populasi sapi dan kerbau di kawasan ini diperkirakan mencapai 87.677 ekor. Hal tersebut menjadikan peternakan sebagai salah satu prioritas utama masyarakat.
Akhir-akhir ini, peternakan di Indonesia dihadapkan pada sebuah wabah berbahaya. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) dan Apthtae Epizooticae, adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus.

Penyakit ini dapat menyebar sangat cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi. Sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar seperti penurunan berat badan permanen pada ternak.

Pengendaliannya pun tergolong sulit dan kompleks karena membutuhkan biaya vaksinasi yang sangat besar serta pengawasan lalu lintas hewan yang ketat.
Wabah virus PMK kemudian menyebar hingga menjangkit hewan ternak di Aceh Besar. Berdasarkan Data dari Dinas Pertanian, pada puncak penyebarannya, ternak yang terindikasi PMK berdasarkan gejala klinis tersebar pada 20 kecamatan dan 341 gampong di Aceh Besar mencapai 7.104 ekor ternak, yang didominasi sapi. Hanya sebagian kecil menyerang ternak kerbau. Kondisi tersebut membuat kehidupan perekonomian masyarakat turut berimbas.

Mengantisipasi penyebaran lebih luas, Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto kemudian memerintahkan jajarannya bergerak cepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Mulai dengan mendata dan mengobati ternak yang tarpapar, menyemprotkan disinfektan pada kandang atau hewan ternak agar terhindar dari virus, hingga menyuntikkan vaksin pada ternak oleh Petugas Kesehatan Hewan.

Segala upaya yang dikerahkan dalam penanganan wabah ini perlahan menunjukkan hasil positif. Pada Sabtu 30 Juli 2022, angka kesembuhan sudah mencapai 85 persen. Angka tersebut mengalami peningkatan tinggi dibandingkan dua minggu sebelumnya, dimana angka kesembuhannya disebut sekitar 30 persen lebih.

Pj Bupati, Muhammad Iswanto juga meminta dukungan penuh seluruh pihak agar angka PMK Aceh Besar dapat terus ditekan hinggal nol kasus. Kepada para petugas diminta terus meningkatkan sosialisasi kepada peternak, agar tidak membiarkan ternak yang terjangkit tanpa pengobatan.

Secara bertahap, dengan dukungan dari berbagai pihak mulai dari peternak hingga pengambil kebijakan, hewan-hewan ternak di Aceh Besar nantinya akan kembali pulih dan mampu menyokong sendi-sendi perekonomian masyarakat.