Cegah Stunting dengan Kenali Penyebabnya

Illustrasi stunting. (foto: dok suara.com)

Bagikan

Cegah Stunting dengan Kenali Penyebabnya

Illustrasi stunting. (foto: dok suara.com)

MASAKINI.CO – Ruangan Serbaguna Sekretariat Daerah Aceh pada pertengahan September 2022 lalu itu sedikit tegang tatkala Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, memaparkan kondisi stunting di provinsi paling barat Indonesia tersebut.

Gangguan tumbuh kembang pada anak yang lebih dikenal dengan istilah stunting ini, menurut Marzuki persoalan serius yang dihadapi Indonesia sekarang, tak terkecuali Aceh.

“Provinsi Aceh termasuk yang memiliki prevalensi stunting tinggi di Indonesia,” katanya.

Di hadapan pejabat yang hadir dalam rapat Pendampingan Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Aceh tersebut, Marzuki meminta pemangku kebijakan lintas sektor untuk secara bersama terlibat upaya penurunan stunting di Aceh.

Kata Marzuki, jika sudah bekerja secara bersama-sama, dia optimis penurunan stunting di Aceh akan terjadi signifikan dalam dua tahun ke depan.

“Tidak ada alasan apapun. Jarak atau akses itu bukan alasan, segala upaya dan sumber daya harus kita manfaatkan dan berdayakan agar angka stunting di Aceh turun,” tegasnya.

Apa Itu Stunting dan Penyebanya?

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinas Kesehatan Aceh, Sulasmi, mengatakan stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang dipicu oleh minimnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak.

Menurutnya anak yang mengalami gizi kronis ditandai dengan tinggi badan lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Sulasmi menyebut kekurangan gizi itu terjadi dari sejak bayi dalam kandungan hingga pada masa awal setelah lahir.

“Namun kondisi stunting baru kelihatan setelah bayi berusia 2 tahun,” ujarnya, Jumat (4/11).

Selain berpengaruh terhadap tinggi dan panjang badan, stunting beber Sulasmi, turut berefek memperlambat perkembangan otak anak. Dampak buruk lainnya, bisa membuat anak mengalami keterbelakangan mental.

Dia menjelaskan, stunting tersebut bisa terjadi akibat pola asuh sejak dari kandungan yang kurang diperhatikan orang tua sang anak. Di Aceh, ungkapnya, banyak masyarakat yang masih abai terhadap nutrisi bagi ibu hamil.

Seharusnya ibu hamil musti mengkonsumsi makanan yang bernutrisi dan rutin memeriksa kehamilan ke puskesmas atau tempat fasilitas kesehatan lainya.

“Paling tidak pemeriksaan itu dilakukan 6 kali selama masa kehamilan,” katanya.

Kemudian setelah anak lahir, orang tua harus aktif membawa anak mereka ke Posyandu. Sebab, jika anak mengalami perlambatan pertumbuhan, bisa cepat dideteksi untuk kemudian diintervensi agar tak mengalami stunting.

Namun di luar persoalan penyebab stunting secara tak langsung, terdapat pola lain untuk mencegahnya lebih dini dengan melahirkan kebijakan; penyediaan air minum dan sanitasi yang layak, layanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi, serta peningkatan akses pangan bergizi.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist