Yassa, Makanan Khas Gambia Ikut Meriahkan ACF 2023

Mahasiswa USK asal Afrika membuka stan di Aceh Cullinary Festival, Banda Aceh untuk mempromosikan kuliner khas mereka.(Riska Zulfira/masakini.co)

Bagikan

Yassa, Makanan Khas Gambia Ikut Meriahkan ACF 2023

Mahasiswa USK asal Afrika membuka stan di Aceh Cullinary Festival, Banda Aceh untuk mempromosikan kuliner khas mereka.(Riska Zulfira/masakini.co)

MASAKINI.CO – Pelaksanaan kegiatan Aceh Culinary Festival (ACF) 2023 menghadirkan ragam makanan tradisional dari 23 kabupaten/kota yang ada di Tanoh Rencong.

Selain itu, ada juga makanan khas dari benua Asia, Eropa hingga Afrika turut memeriahkan ACF tersebut.

Penghelatan ACF ini dilaksanakan mulai 14 hingga 17 Juli 2023 di Taman Sulthanah Safiatuddin, Kota Banda Aceh, dengan menyajikan 1000 variasi menu khas nusantara dan mancanegara.

Diantaranya kuliner yang dijajakan oleh Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) asal negara Gambia, Nigeria dan Mali. Sejumlah mahasiswa tersebut mempromosikan makanan khas mereka di ACF 2023.

“Kami menyajikan makanan khas ini saat ada event besar di Aceh, karena panitia acara juga mengajak kami untuk bergabung,” kata Nicholas Sheku, Sabtu (15/7/2023).

Ia bersama tiga orang temannya mempromosikan sejumlah makanan dan minuman khas Gambia seperti Yassa, Ayam Masak Kacang Merah, Rosela Tea, dan Ginger Drink.

Sheku menjelaskan, Yassa merupakan makanan dengan ayam yang dibumbui dengan mustard, cabai, jus lemon, dan bawang putih, dan dipanggang dengan bawang merah. Hidangan itu juga dapat menggantikan ayam dengan ikan putih.

“Rasanya ada pedas-pedas sedikit, sementara ayam kacang ini rasanya sangat pedas tapi paling laris,” ujarnya.

Menurutnya, makanan tersebut menjadi makanan yang sering dihidangkan masyarakat Gambia setiap harinya. Untuk minuman Rosella tea dan ginger drink juga menjadi minuman khas mereka.

Minuman itu bermanfaat dan memiliki ragam khasiat seperti mengatasi kolesterol tinggi, menurunkan tekanan darah hingga menurunkan berat badan dan beragam manfaat lainnya.

“Ini menjadi minuman sehari-hari karena manfaatnya sangat banyak,” ucap Sheku.

Selain itu, mereka juga mempromosikan makanan khas Mali yaitu Fufu. Dimana kudapan itu terbuat dari ubi rebus menggunakan bawang merah dan di makanan menggunakan kari.

Katanya, Fufu dibuat dengan cara merebus singkong, kemudian ditumbuk langsung sampai berbentuk adonan. Kemudian Fufu dibentuk bulat sebesar kepalan tangan.

“Rasanya enak, fufu dimakan menggunakan kari, tapi kami sering nyebutnya saus,” kata Sheku.

Untuk harganya sendiri sangat murah, segala jenis makanan yang mereka juga hanya dibanderol Rp20 ribu per porsi, sementara minuman hanya dijual Rp15 ribu.

“Dua hari ini kami laku keras, dagangan juga habis. Untuk omzetnya sendiri mencapai Rp400 ribu,” imbuhnya.

Kehadiran makanan tersebut ternyata mengundang rasa penasaran. Beberapa pengunjung tampak mengunjungi stan milik mahasiswa USK ini sekedar melihat hingga membelinya.

Seperti Rahmi, warga kota Banda Aceh. Ia mengaku pertama kali mencicipi makanan tersebut. Menurutnya cita rasa makanan benua Afrika sangat pedas namun terasa cocok di lidah masyarakat Aceh.

“Rasanya enak ya, hampir mirip dengan cita rasa makanan kita karena pedas,” kata Rahmi.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist