MASAKINI.CO – Capaian imunisasi Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) dosis kedua di Aceh yang fungsinya untuk memperkuat perlindungan anak dari polio masih rendah.
Dinas Kesehatan Aceh mencatat baru 3.900 bayi atau 3,9 persen dari 100 ribu sasaran hingga Juni 2024.
“Artinya dari 100 ribu bayi, hanya 3.900 bayi yang baru mendapatkan imunisasi. Seharusnya per Juni kita sudah mengejar 50 persen, sangat jauh dari target yang ditetapkan Kemenkes,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh, dr Iman Murahman dalam keterangannya dikutip masakini.co, Jumat (19/7/2024).
Dia menyebut capaian imunisasi IPV 2 masih rendah itu terdapat di Kabupaten Pidie, Bireuen, dan Pidie Jaya. Penyebabnya, tutur Iman, orang tua enggan memberikan vaksin polio terutama saat dilaksanakan imunisasi tambahan Sub-PIN.
“Kepercayaan masyarakat terhadap orang yang melakukan imunisasi juga rendah, pada saat posyandu mereka juga tidak melakukan imunisasi lagi,” ujarnya.
“Sebenarnya ini ketakutan jika capaian imunisasi kita rendah, maka akan terjadi kasus polio seperti di Pidie pada akhir 2022, dan di Bireuen pada awal 2023,” tambahnya.
Menurut Iman Murahman dalam upaya meningkatkan imunisasi, Pemerintah Aceh sudah membuat surat edaran yang menginstruksikan kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Aceh agar melengkapi imunisasi rutin untuk anak-anaknya.
“Itu sudah berlaku dan menjadi contoh di Langsa. Di sana anak-anak ASN dulu yang diimunisasi baru setelahnya bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga mereka juga mau anaknya diimunisasi,” ujarnya.
Tidak hanya imunisasi polio, Iman juga menyebutkan bahwa capaian imunisasi anak sekolah di Aceh juga masih jauh diri target 90 persen. Tahun 2023 lalu, jumlahnya hanya mencapai 33 persen.
“Capaiannya harusnya 90 persen, tetapi yang didapatkan hanya 33 persen. Sangat rendah di Indonesia,” ungkapnya.
Tahun ini, Dinkes Aceh akan kembali melakukan imunisasi anak sekolah yang direncanakan pada Agustus dan November 2024. Pada Agustus sasarannya akan ada penyuntikan vaksin campak untuk siswa kelas 1 dan vaksin HPV cegah kanker serviks untuk siswa kelas 5 dan 6 tingkat SD/MI.
“Kemudian, November kembali diberikan penyuntikan vaksin difteri dan tetanus untuk siswa kelas 1 tingkat SD/MI,” tutup Iman Murahman.