MASAKINI.CO – Kedua Paslon Gubernur Aceh menawarkan berbagai pendekatan untuk mengatasi persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Calon Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) mengatakan cara mengatasi persoalan kekerasan pada perempuan dan anak harus diperhatikan dari aspek hukum.
Menurut dia, tanpa kepastian hukum yang tegas, upaya untuk memberantas kekerasan hanyalah omong kosong.
“Kita perlu kepastian hukum jangan ‘cang panah mantong’ (omong kosong) dan melibatkan semua pihak terkait, agar pelaku dihukum seberat-beratnya,” tegas Mualem dalam sesi tanya jawab debat para kandidat, Jumat (26/10/2024) malam.
Ia mengajak agar semua pemangku kepentingan, termasuk aparat penegak hukum (APH), berperan aktif agar pelaku kekerasan mendapatkan hukuman setimpal.
Kemudian, Fadhullah yang menjadi pasangan Mualem menyatakan akan memperjuangkan peningkatan anggaran untuk program pembinaan perempuan dan menyoroti pentingnya pencegahan pernikahan di usia dini.
Selama ini ia menyoroti angka pernikahan dini di Aceh kian meningkat saban tahunnya. Sehingga pencapaian rumah tangga yang harmonis sangat terabaikan dalam lingkungan masyarakat.
“Kami akan benar-benar memperhatikan agar rumah tangga di Aceh dapat terwujud dalam suasana sakinah, mawaddah, dan warahmah,” tuturnya.
Berbeda dari pasangan 02, Bustami dan Fadhil Rahmi berjanji akan melakukan penguatan di sisi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak jika terpilih sebagai Gubernur Aceh.
Saat ini dari 23 kabupaten/kota di Aceh, baru 10 daerah yang memiliki UPTD. Maka janji Bustami akan membentuk layanan perlindungan itu diseluruh wilayah Aceh.
Selain itu calon gubernur ini juga menegaskan pihaknya bakal menggarkan dana semaksimal mungkin untuk menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak, terutama mengatasi dampak traumatis yang sering dialami korban.
“Karena ini penting, jika kami terpilih kami akan fokus pada penanganan kekerasan rumah tangga dan lainnya,” pungkasnya.