Berburu Ikan di Tengah Cuaca dan Harga Buruk

Lalu lintas massa di TPI Kutaraja, Lampulo, Banda Aceh. | foto: Ichsan Maulana

Bagikan

Berburu Ikan di Tengah Cuaca dan Harga Buruk

Lalu lintas massa di TPI Kutaraja, Lampulo, Banda Aceh. | foto: Ichsan Maulana

MASAKINI.CO – Tulisan, “selamat datang.” Menyambut orang-orang yang bertandang ke TPI PPS Kutaraja, Lampulo, Minggu (26/1/2025). Sejak dari gerbang, calon pembeli ikan sudah saling berhimpitan.

Pemandangan yang sebenarnya lazim setiap akhir pekan. Dengan dominasi kelas pekerja di Banda Aceh ini, punya kecenderungan aktifitas demikian.

Maisa (31) tahun, mengamini itu. Ia bersama suami, senantiasa menyempatkan waktu di akhir pekan untuk membeli keperluan dapur.

“Sekurang-kurangnya sebulan dua akhir pekan, ke Lampulo untuk beli ikan. Kita stok di kulkas nantinya,” ungkap Maisa kepada masakini.co.

Keputusan ini diambil, karena suaminya pekerja. Menurutnya agak repot, bila pagi-pagi di hari kerja, harus ke pasar. Adanya suami, memudahkan ia untuk berbagi tentengan hingga ke kedaraan.

“Anak juga masih kecil, repot kalau pergi sendiri untuk beli ikan. Kalau ada suami, bisa berbagi peran,” bebernya.

Setiba di dalam TPI, sejumlah penjaja ikan silih berganti merayu calon pembeli. “Murah-murah kak. Sekilo, dua kilo, berapa, bu,” ucap pedangang ikan.

Maisa salah satunya. Ia menelisik di lapak mana ikan yang pas untuknya. Merasa cocok, lantas dengan setengah duduk, jemarinya menekan-nekan kecil badan ikan.

“Ikan ini berapa, bang,” tanyanya.

“Ikan cirik ini Rp40 ribu sekilo, kak,” jelas pedagang. “Ambil aja Rp35 ribu,” kurangnya.

Plastik kecil disodorkan. Maisa meraih, lalu memilih sendiri ikan ‘cirik’ yang menurutnya terbaik. Ikan ditimbang, lalu transaksi dituntaskan.

“Ikan harganya tinggi sedikit ya ibu, pak. Cuaca sedang tak bersahabat,” sorak pelapak ikan yang lain, dengan kaos bersablon partai.

Pantauan masakini.co di tempat, anak ikan rambeu yang lazimnya dibandrol berkisar Rp40 ribuan, minggu ini naik hingga Rp60 ribu.

Harga tinggi juga menghinggapi hasil tambak. Untuk harga udang besar yang dulunya Rp60 ribuan per kilo, hari itu naik Rp20 ribu menjadi Rp80 ribu.

Cuaca buruk serta harga pakan yang tidak murah, ditenggarai mempengaruhi harga ikan laut maupun tambak di pasar.

Walau sesak pengunjung, ada pula yang keluar dari TPI, tanpa menenteng apapun. Nanda (29) tahun misalnya.

“Saya senang ke pasar, kalau pun gak dapat ikan dengan harga yang pas. Gak masalah,” aku Nanda.

Ayah satu anak itu, lazimnya mencari calon lauk pengganti. Seperti telur, atau pun daging.

“Kalau harga ikan per kilo di atas seratusan ribu rupiah, saya mending beli daging. Seringnya begitu,” bebernya.

Cuaca langit yang semula mendung, berangsur-angsur cerah. Pagi tak lagi muda, siang menjelang.

Sementara penjual ikan tanpa lapak, menggunakan plastik. Terus merayu agar pembeli membawa pulang ikannya.

“Belilah nak, dua kantung plastik saja. Ini belum laku sejak pagi,” kata seorang perempuan berusia senja.

Lampulo terus berdenyut, tak peduli cuaca baik atau sedang buruk. Di musim yang tak menentu, ikan tetap ada, meski harganya kadang bikin geleng-geleng kepala.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist