MASAKINI.CO – Siswa Kelas XII Jurusan Animasi, SMK Negeri 1 Banda Aceh, Dafa Pasya Khadafi, terpilih sebagai salah satu peserta program internasional PASCH-Jugendkursstipendiaten 2025 yang diselenggarakan oleh Goethe-Institut Jerman. Program megah ini mempertemukan pelajar dari berbagai negara untuk belajar bahasa dan budaya Jerman langsung di Eropa.
Kegiatan berlangsung dari tanggal 6 hingga 26 Juli 2025 di Kota Goslar, Jerman, yang dikenal sebagai salah satu kota bersejarah dunia. Dafa tidak hanya belajar Bahasa Jerman dan mengikuti Ujian A2, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan budaya, termasuk tampil membawakan Tarian Aceh dalam acara pertunjukan budaya antar negara (Länderabend), serta menampilkan karya animasi bertema “Kehidupan Multikultural di Dunia Masa Depan” sebagai proyek akhir.
Kepala SMK Negeri 1 Banda Aceh, Nurlela, didampingi guru pembimbing (Dafa Pasya Khadafi), Cut Octora, kepada media ini menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas pencapaian Dafa. Nurlela menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti nyata bahwa siswa SMK mampu bersaing dan berprestasi di panggung internasional.
“Keberhasilan Dafa adalah hasil dari kerja keras, ketekunan, serta dukungan lingkungan sekolah dan keluarga. Ini menunjukkan bahwa siswa dari daerah, bahkan dari kampung sekalipun, mampu menembus batas dunia. Kami sangat bangga, karena ini bukan hanya prestasi individu, tetapi juga membawa harum nama sekolah, Aceh, dan Indonesia di kancah internasional,” ujar Nurlaila.
Ia juga berharap pengalaman ini menjadi inspirasi bagi siswa lainnya untuk terus mengembangkan potensi diri, terutama di era globalisasi dan transformasi digital.
“Semoga pencapaian ini membuka lebih banyak peluang bagi anak-anak muda Aceh untuk berani bermimpi besar dan mewujudkannya dengan kerja keras. SMK Negeri 1 Banda Aceh akan terus mendukung program-program yang mendorong siswa melangkah lebih jauh ke tingkat dunia,” tambahnya.
Prestasi ini sekaligus menegaskan bahwa pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam mencetak generasi unggul yang siap bersaing secara global, tidak hanya dari sisi keterampilan teknis, tetapi juga dalam komunikasi dan kolaborasi lintas budaya.
Nurlaila, menyampaikan bahwa kisah Dafa harus menjadi pemantik semangat bagi siswa-siswi lain di Aceh untuk tidak ragu bermimpi besar. Ia mengajak seluruh pelajar, khususnya di sekolah kejuruan, untuk melihat dunia sebagai ruang yang bisa dijangkau dengan usaha dan tekad yang kuat.
“Jangan pernah merasa minder hanya karena berasal dari kampung atau sekolah kejuruan. Justru dari tempat-tempat sederhana itulah sering lahir anak-anak hebat dengan semangat luar biasa. Saya berharap kisah Dafa dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Aceh lainnya untuk terus belajar, berani melangkah, dan membawa perubahan positif bagi daerah serta bangsa,” tutup Nurleila dengan penuh haru dan bangga.