Pola Asuh dan Gizi Ibu Hamil Jadi Penyebab Dominan Stunting di Darul Imarah

Pemeriksaan dan pengukuran anak-anak di Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar. | Foto: dok Puskesmas Darul Imarah

Bagikan

Pola Asuh dan Gizi Ibu Hamil Jadi Penyebab Dominan Stunting di Darul Imarah

Pemeriksaan dan pengukuran anak-anak di Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar. | Foto: dok Puskesmas Darul Imarah

MASAKINI.CO – Puskesmas Darul Imarah mencatat penurunan angka stunting dari 6,5 persen pada tahun 2024 menjadi 5,9 persen hingga Juni 2025. Meski mengalami penurunan, kasus stunting masih menjadi perhatian serius, terutama karena penyebab utamanya berasal dari faktor pola asuh yang tidak tepat dan kurangnya asupan gizi pada ibu hamil.

Kepala Puskesmas Darul Imarah, Nilawati, mengungkapkan bahwa sebagian besar kasus stunting di wilayahnya disebabkan oleh rendahnya pemahaman orang tua terkait asupan gizi dan praktik pengasuhan yang tepat pada anak.

“Dari hasil evaluasi kami, pola asuh yang kurang baik dan kurangnya gizi pada ibu hamil menjadi faktor paling dominan di balik kasus stunting di Darul Imarah,” ujar Nilawati, Kamis (24/7/2025).

Ia menjelaskan bahwa peran edukasi kepada orang tua sangat krusial. Pemahaman yang benar mengenai pola makan, pemberian ASI eksklusif, hingga pentingnya sanitasi akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, puskesmas terus memperkuat edukasi melalui kelas ibu hamil, kelas balita, dan penyuluhan di posyandu.

“Banyak ibu hamil yang belum mengerti pentingnya konsumsi protein hewani dan nabati selama masa kehamilan. Ini kami dampingi terus, terutama bagi ibu dengan risiko lingkar lengan atas rendah,” jelasnya.

Puskesmas Darul Imarah juga aktif melakukan intervensi melalui pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, pemantauan rutin ibu hamil, hingga pemberian makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil dengan gizi kurang. Semua intervensi dilakukan terintegrasi melalui posyandu.

Selain tenaga kesehatan, keterlibatan lintas sektor juga dinilai sangat penting. Kader posyandu, bidan desa, pemerintah gampong hingga pihak kecamatan berkolaborasi dalam edukasi dan pendampingan masyarakat.

“Kader adalah ujung tombak kami di lapangan. Mereka yang mendata, memantau tumbuh kembang anak, hingga melakukan kunjungan rumah bagi balita yang tidak hadir ke posyandu,” kata Nilawati.

Untuk memperkuat program penanganan stunting, Puskesmas Darul Imarah juga menerapkan sejumlah inovasi, seperti Kopi Inovasi Imunisasi, pola asuh dan tata laksana balita stunting, serta Rumah Gizi Gampong (RGG) yang telah berjalan sejak 2023.

Adapun posyandu di Darul Imarah kini telah menerapkan pendekatan Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) yang mencakup layanan untuk seluruh siklus kehidupan, mulai dari bayi, remaja, ibu hamil, hingga lansia. Layanan mencakup imunisasi, penimbangan, pengukuran tinggi badan, pemberian vitamin, dan edukasi gizi.

Dengan pendekatan yang semakin menyeluruh dan kolaboratif, Nilawati optimistis angka stunting di Darul Imarah akan terus menurun.

“Tapi kuncinya tetap ada di rumah. Jika ibu paham cara mengasuh dan memberi makan anak dengan benar, maka kita bisa cegah stunting sejak dini,” pungkasnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist