MASAKINI.CO – Aceh boleh saja tidak punya bioskop, tetapi semangat para sineas muda untuk berkarya di dunia film tidak pernah padam. Hal itu terlihat dalam kegiatan Ngofi x MTN Asah Bakat, rangkaian Aceh Film Festival (AFF) 2025, yang digelar di Aula Hotel Madinah Banda Aceh, Rabu (3/9/2025).
Sutradara dokumenter nasional, Daniel Rudi Haryanto hadir langsung untuk membakar semangat 20-an peserta dari berbagai komunitas film, termasuk dari kalangan pesantren dan dayah.
“Banyak sutradara dunia berangkat dari komunitas film. Tidak perlu modal besar, yang penting ada semangat dan keberlanjutan,” ujar Daniel, pentolan Eagle Institute Indonesia itu.
Ia menambahkan, komunitas film Aceh punya peluang besar jika berani produksi dan membangun jaringan distribusi.
“Kalian menonton film dari banyak negara, sementara film kalian belum tentu ditonton di luar. Kalau produksi dilakukan terus-menerus, karya Aceh juga bisa tembus dunia,” katanya.
Daniel juga berbagi kisah inspiratif Harsa Perdana, mantan OB komunitas film yang sukses menembus festival internasional di Rusia setelah bergabung dengan Eagle Awards. “Dia jadi contoh, siapa saja bisa berhasil,” ucapnya.
Bagi para sineas muda Aceh, kesempatan ini terasa istimewa. Iwan Bahagia, sutradara Perempuan Kopi asal Takengon, mengaku pengalaman belajar langsung dari Daniel menambah wawasan sekaligus semangat.
“Alhamdulillah, ternyata banyak komunitas film di Aceh. AFF ini mempertemukan kami semua. Meski Aceh tanpa bioskop, festival ini jadi panggung akbar yang luar biasa,” kata pentolan Eagle Institute Indonesia itu.
AFF 2025 yang berlangsung 2–6 September bukan hanya ruang pemutaran film, tetapi juga wadah pertemuan ide, pertukaran pengalaman, hingga lahirnya jejaring baru bagi perfilman lokal.
“Bioskop boleh tidak ada, tapi lewat komunitas dan festival seperti ini, film-film Aceh tetap bisa hidup, bahkan bersaing di level dunia,” tutup Iwan.