MASAKINI.CO – Jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Banda Aceh terus mengalami peningkatan signifikan. Hingga Agustus 2025, tercatat sudah ada 848 kasus sejak pertama kali ditemukan pada 2008 pasca tsunami.
Mayoritas penderita merupakan kelompok usia produktif dengan latar belakang karyawan swasta hingga mahasiswa.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Banda Aceh, Supriyadi R, menyebutkan pada periode Januari – Agustus 2025 saja ditemukan 81 kasus baru.
“Paling banyak penderita berada di usia 21 sampai 30 tahun, yang merupakan kelompok usia produktif,” katanya, Sabtu (20/9/2025).
Dari jumlah tersebut, sebagian besar pasien ditangani di RSU Zainal Abidin Banda Aceh, disusul RSU Meuraxa dan sejumlah puskesmas di wilayah kota. Data Dinkes Banda Aceh juga menunjukkan, mayoritas penderita berprofesi sebagai karyawan atau pekerja swasta, diikuti oleh kalangan mahasiswa.
Untuk upaya pencegahan, Dinas Kesehatan Banda Aceh telah melakukan skrining terhadap 8.937 orang sepanjang tahun ini.
Meski begitu, Supriyadi menegaskan bahwa angka kasus terus meningkat sehingga dibutuhkan kewaspadaan bersama, terutama di kalangan usia muda yang lebih rentan.
Sementara itu, Founder Komunitas Orang Tua Pembelajar (OTP), Cut Irma Yunita menyampaikan HIV/AIDS mengepung Banda Aceh bahwa ancaman ini nyata.
Dari pangkuan ibu lahir generasi, dari keteladanan seorang ayah tumbuhlah anak-anak yang kuat.
“Tugas kita bukan hanya mendidik mereka agar pintar tetapi juga memastikan mereka tumbuh sehat terlindungi dan selamat dari segala keburukan,” ujarnya.
Menurutnya akar permasalahan yang hari ini mendera kita itu berawal dari dalam rumah, anak-anak yang nakal, pergaulan bebas, LGBT.
Supaya persoalan ini terbendung ia mengajak semua pihak untuk memulai menyelesaikan akar masalahnya yaitu memperbaiki kualitas fungsi keluarga yang sesungguhnya.