MASAKINI.CO – Sejumlah akademisi Pascasarjana Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh ikut ambil bagian mempresentasikan paper-nya pada International Conference on Islam, law and Society (INCOLIS-II) tahun 2022 yang digelar di Bali pada 1-3 November 2022.
Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry Prof Eka Srimulyani, yang juga merupakan salah satu Steering Committee AICIS 2022 mengatakan, dalam rangka gelaran Group of Twenty (G20), beberapa agenda lain seperti kegiatan Religion of Twenty (R20) atau Forum Religion (R20) dan konferensi tahunan Kementrian Agama Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS), serta Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) IX yang dirangkai dengan kegiatan International Conference on Islam, law and Society (INCOIL) juga berlangsung di Bali.
Prof Eka menyampaikan bahwa AICIS tersebut berawal kegiatan Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS), kemudian menjadi gelaran even akademik yang terkemuka dan bergensi di bawah Kementrian Agama yang menghadirkan para pakar baik dari dalam maupun luar negeri.
Dia berharap, bahwa partisipasi aktif dalam even-even akademik seperti ini dapat terus dipertahankan untuk memperkuat mutu akademik dosen yang berimbas pada kualitan pembelajaran dan pengembangan keilmuan itu sendiri.
“Semoga hal-hal baik seprti ini bisa berkelanjutan dan menjadi tradisi keilmuan yang terus berkembang,” katanya, Jumat (4/11/2022).
Wakil Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry Prof Dr T. Zulfikar menjelaskan, bahwa pentingnya mengikuti forum akademik terutama kegiatan international conference sebagai wadah untuk mempublikasikan karya ilmiah.
“Presenter berkesempatan menyampaikan hasil riset dan mendapatkan masukan untuk penyempurnaan, sehingga karya ilmiah tersebut akan lebih berkualitas dan bermanfaat untuk pengembangan akademik dan kepada masyarakat,” ujarnya.
Zulfikar menyebut, selain dirinya dan Prof Eka, UIN Ar-Raniry juga mendelegasikan dua dosen lainnya sebagai pemakalah, yakni Dr Silahuddin dan Dr Anton Widyanto.
Dr Silahuddin yang juga Ketua Prodi Doktoral (S3) Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry, memaparkan presentasi tentang konsep pengembangan pendidikan dayah dalam pemanfaatan IT di Aceh, dengan judul “Akademic Culture In Tradisional Islam Education System”.
Menurutnya, dayah telah melahirkan banyak intelektual muslim pada masa dahulu dan sekarang, namun seiring dengan perkembangan global, pendidikan di dayah diperlukam inovasi dan kreativitas terutama dalam metodologi pengajaran dan pemanfaatan media IT, serta dayah diharapkan dapat mengembangkan budaya akademiknya seperti budaya menulis dan membaca.
Sementara itu, Anton Widyanto, memaparkan papernya dengan judul “Challenges Of Islamic Law In The Digital Era” (The Study of Ulama Consultative Assembly’s Fatwa on PUBG).
Anton menggambarkan fenomena Game Online PUBG yang telah merambah dan mempengaruhi kehidupan remaja khususnya di Aceh, belum tertangani meski telah ada Fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama tentang larangan PUBG di Aceh.
“Perlu dilakukan penguatan kerjasama lintas kelembagaan dalam hal menangani masalah fenomena game online tersebut,” ujarnya.