MASAKINI.CO – Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepas ekspor gurita beku asal Kabupaten Simeulue, Aceh sebanyak 10.260 kilogram dengan tujuan ke negara Jepang. Ekspor komoditas gurita ini merupakan yang pertama dari Simeulue.
“Ini ekspor yang pertama kali dalam sejarah BKIPM di Simeulue, Aceh, yaitu ekspor produk perikanan gurita beku,” kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina pada Jumat (24/9/2021) kemarin.
Dia menyebut, ekspor gurita beku dengan nilai Rp 885.903.920 ini berkat sinergitas para pemangku kepentingan mulai dari BKIPM, Pemkab Simeulue, Perum Perindo, serta Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP).
Dimulai dari Perum Perindo yang bertindak sebagai Unit Pengolah Ikan (UPI) yang menggunakan internal cold storage (ICS) yang dibangun KKP melalui Ditjen PDSPKP.
Selanjutnya, terdapat penerbitan sertifikat kelayakan pengolahan (SKP) oleh Ditjen PDSPKP dan penerbitan hazard analysis critical control point (HACCP) oleh BKIPM.
“Kami di ujung (proses) dapat memoles lebih indah dengan sertifikat HACCP sehingga produk perikanan Simeulue dapat diterima pasar Jepang,” jelasnya.
Bupati Simeulue, Erly Hasyim berharap ekspor perdana gurita beku dari Simeulue ke Jepang ini bisa menjadi momentum kebangkitan sektor kelautan dan perikanan di wilayahnya.
Dia menegaskan jajarannya berkomitmen menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai penopang ekonomi andalan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Peningkatan volume dan nilai produksi perikanan Simeulue terus digenjot melalui bantuan sarana dan prasarana perikanan sehingga komoditas unggulan perikanan Simeulue mampu memenuhi pasar lokal dan dapat bersaing dan diterima di pasar internasional,” ujarnya.