Gajah Mati di Aceh Timur Akibat Diracun

Bangkai gakah ditemukan di Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.

Bagikan

Gajah Mati di Aceh Timur Akibat Diracun

Bangkai gakah ditemukan di Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.

MASAKINI.CO – Tim dokter hewan Balai Konservasi sumber daya alam (BKSDA) Provinsi Aceh melakukan nekropsi terhadap gajah betina yang mati di areal PT Dwi Kencana/PT Makmur Inti Bersaudara, Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Jumat (17/4).

Dari hasil nekropsi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan seperti luka tusuk, sayat ataupun benturan pada gajah betina berusian antara 8-10 tahun itu. Saat ditemukan bangkai gajah tersebut diperkirakan sudah lebih dari satu minggu sejak kematian.

Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto mengatakan dari hasil olah TKP ditemukan adanya cairan merah dan bubuk yang terbungkus plastik dan tergantung pada pohon serta di bawah gantungan plastik tersebut ditemukan kotak plastik yang berisi bubuk hitam yang diduga salah satu jenis bahan insektisida yang umum digunakan pada bidang pertanian.

Jarak temuan barang-barang tersebut sekitar 100 meter dari lokasi bangkai gajah.

“Dari hasil nekropsi yang dilakukan secara makroskopis bahwa kematian satwa diduga karena toxicosis (keracunan),” katanya, Minggu (19/4).

Selanjutnya BKSDA Aceh akan terus berkoordinasi dengan pihak Polres Aceh Timur dan Gakkum Wilayah I Sumatera terkait proses penanganan kematian gajah.

Ia menjelaskan, Gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu jenis satwa liar yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera ini berstatus Critically Endangered atau spesies yang terancam kritis, beresiko tinggi untuk punah di alam liar.

“Kami mengutuk keras apabila dari proses penanganan nantinya ditemukan bukti adanya unsur kesengajaan untuk membunuh satwa liar di lindungi tersebut,” tegasnya.

BKSDA Aceh menghimbau pada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam khususnya satwa liar gajah Sumatera dengan tidak melakukan merusak hutan yang menjadi habitat mamalia terbesar itu.

“Beberapa aktivitas tersebut dapat menyebabkan konflik satwa liar khususnya Gajah Sumatera dengan manusia, yang dapat berakibat kerugian secara ekonomi hingga korban jiwa baik bagi manusia ataupun keberlangsungan hidup satwa liar tersebut,” sebutnya.[]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist