PMI-BKTM Disinfektan Seluruh SLTA dan Madrasah di Kota Sabang

Bagikan

PMI-BKTM Disinfektan Seluruh SLTA dan Madrasah di Kota Sabang

MASAKINI.CO – Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Sabang dan Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan penyemprotan disinfektan terhadap seluruh Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang ada di Sabang. Langkah ini sebagai persiapan jelang sekolah kembali dibuka saat kenormalan baru atau new normal dan ditengah pandemi virus corona (Covid-19).

Ketua PMI sekaligus Wakil Wali Kota Sabang, Suradji Junus, mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan ini adalah rasa kepedulian dari BKMT Kota Sabang untuk membantu menyemprot desinfektan di sejumlah sekolah bekerja sama dengan PMI Kota Sabang.

Penyemprotan ini akan dilakukan di seluruh SLTA, Madrasah dan beberapa Pesantren atau Dayah yang ada di Kota Sabang. Jumlah totalnya sepuluh sekolah

“Untuk sekolah-sekolah lainnya seperti Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar kemungkinan juga besok akan dilakukan penyemprotan desinfektan oleh BPBD dan Dinas pendidikan Kota Sabang,” kata Suradji di Sabang, Kamis (9/7).

Suradji menjelaskan, selain melakukan penyemprotan desinfektan di sekolah-sekolah, BKMT nantinya juga akan membagikan masker dan juga alat ukur suhu tubuh (Thermoscanner) kepada sekolah.

Sementara itu, Kepala SMA N 1 Kota Sabang, Satriah, mengungkapkan pihak menyambut baik kegiatan sosial ini dan sangat berterima kasih kepada BKMT dan PMI Kota Sabang.

“Kita mulai masuk sekolah 13 Juli, jadi sebelumnya kita juga telah mempersiapkan segala kebutuhan para siswa untuk kembali bersekolah pada masa pandemi ini, termasuk menyediakan tempat mencuci tangan dan masker,” katanya.

Satriah menuturkan, pihaknya juga elah membentuk Satgas yang nantinya bertugas menjaga peserta didik untuk tetap menjaga jarak dan di pintu gerbang akan disiapkan Thermoscanner sesuai protokol kesehatan new normal kala pandemi Covid-19.

Dia menembakkan, sesuai arahan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, pembelajaran akan dijalankan secara shift, yakni di dalam satu kelas ada 36 siswa dibagi menjadi dua, Kelompok A dan Kelompok B.

Pada minggu pertama yang bersekolah adalah kelompok A dan minggu kedua yang bersekolah adalah kelompok B dan kebijakan ini akan terus bergilir.

“Sistem pembelajaran yang dilakukan saat tatap muka hanya ada tutorial, jadi tidak ada mengerjakan tugas di sekolah dan tugasnya dilakukan di minggu kedua saat anak berada di rumah. Begitu seterusnya bergilir antara kelompok A dan B,” jelasnya.

Sementara para guru, sambungnya, akan tetap hadir mengajar di sekolah setiap hari seperti biasa dan tidak berlaku pembagian jam mengajar seperti yang diterapkan pada siswa. []

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist