Sejarawan Aceh Rusdi Sufi Dapat Anugerah Bintang Mahaputra dari Presiden

Sejarawan Aceh, almarhum Rusdi Sufi mendapat anugerah Bintang Mahaputra dari Presiden Indonesia, Joko WIdodo. (sumber foto: pdiaaceh.org)

Bagikan

Sejarawan Aceh Rusdi Sufi Dapat Anugerah Bintang Mahaputra dari Presiden

Sejarawan Aceh, almarhum Rusdi Sufi mendapat anugerah Bintang Mahaputra dari Presiden Indonesia, Joko WIdodo. (sumber foto: pdiaaceh.org)

MASAKINI.CO – Presiden Indonesia, Joko Widodo memberikan anugerah Bintang Mahaputra kepada sejumlah tokoh di Tanah Air, Kamis (12/8/2021). Bintang Mahaputra merupakan tanda kehormatan tertinggi yang diberikan pemerintah kepada orang-orang yang dianggap berhasil menjaga keutuhan, keberlangsungan, dan kejayaan NKRI.

Salah satu tokoh yang mendapat anugerah Bintang Mahaputra tanda Kehormatan Bintang Budaya Paradharma adalah almarhum Rusdi Sufi, seorang sejarawan dan peneliti yang aktif mencatat tentang sejarah dan budaya Aceh.

Dalam laman Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh disebutkan, Rusdi Sufi lahir di banda Aceh 14 Agustus 1944.

Semasa hidupnya, Rusdi Sufi pernah menjadi dosen senior di FKIP Universitas Syiah Kuala (USK), menjabat Kepala kantor Arsip Nasional Provinsi Aceh dan Sumatera Utara periode 1998-2001. Dirinya juga sempat menjadi ketua Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh.

Pada 2014 saat HUT ke-809 Aceh, Pemerintah Aceh memberikan anugerah Heritage Awards kepada Rusdi Sufi. Kemudian pada Agustus 2018, Rusdi Sufi juga mendapat anugerah Budaya Meukuta Alam, sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada orang-orang yang punya andil besar dalam membina, mengembangkan, dan melestarikan sejarah dan budaya Aceh.

Tiga bulan setelahnya atau pada November 2018, Rusdi Sufi meninggal dunia, dan disemayamkan di Gampong Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.

Semasa hidupnya, almarhum Rusdi Sufi telah menulis banyak buku tentang sejarah dan perkembangan Aceh. Beberapa yang paling terkenal adalah Aceh Menentang Penjajahan Asing (2006), Kerajaan-kerajaan Islam di Aceh (2008), Aceh Bumi Iskandar Muda (2008), dan Cut Nyak Dhien; Spirit Penguatan Peran Perempuan (2009).

Sumber: liputan6.com 

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist