MASAKINI.CO – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian berharap tahun 2023 Aceh dapat mengubah manajemen anggarannya, dari dominan untuk belanja pegawai lebih memperbesar anggaran mengembangkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Menurut Tito, Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) masih sangat tergantung dari anggaran tranfer pusat. Sementara PAD masih sangat kecil.
“Belum kreatif. Belum ada terobosan kreatif,” tegas Tito di Aceh, Kamis (22/12/2022).
Saat memberi pengarahan pada kepala daerah, Tito kritik keras besarnya belanja pegawai di Aceh. Hal itu menurut Tito menjadi salah satu penyebab Aceh masih miskin.
Ironisnya, kondisi tersebut terjadi dengan posisi anggaran Aceh masuk lima besar tertinggi di Indonesia. Harusnya memberikan dampak besar terhadap masyarakat Aceh yang jumlahnya hanya 5 juta jiwa.
Pada wartawan Tito mengatakan harus ada perbaikan komposisi belanja yang belanjanya sebagian besar digunakan untuk pegawai barang jasa.
“Waduh. Untuk rakyatnya 20 hingga 25 persen belanja modal. Itu mungkin kalau itu turun semua kalau seandainya terpotong lagi,” kata Tito.
Ia kecewa Aceh telah memiliki dana besar, serta menerima dana Otonomi Khusus (Otsus) sejak 2008 dengan total sekitar Rp 95 triliun.
Tito membeberkan dari total APBA 16 triliun, belanja pegawai hampir 60-70 persen untuk gaji pegawai dan tunjangan kinerjanya, ditambah lagi belanja barang jasa.
“Belanja barang jasa itulah operasional untuk pegawai lagi beli peralatan untuk pegawai, sementara yang untuk belanja modal pembangunan masyarakat itu 20 persen,” tegasnya.