Susur ‘Hutan Paru-Paru Dunia’ Lewat Sungai Alas-Singkil

Keindahan hutan Leuser dilihat lewat sungai Alas –Singkil. (foto: masakini.co/Junaidi)

Bagikan

Susur ‘Hutan Paru-Paru Dunia’ Lewat Sungai Alas-Singkil

Keindahan hutan Leuser dilihat lewat sungai Alas –Singkil. (foto: masakini.co/Junaidi)

MASAKINI.CO – Hutan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) merupakan salah satu dari sejumlah hutan tropis yang masih tersisa di dunia. Hutan yang menjadi paru-paru dunia ini kaya dengan berbagai flora dan fauna. Selain itu, hutan ini juga memiliki keindahan yang sangat luar biasa.

Untuk menikmati berbagai macam keindahan yang mengagumkan dari hutan yang termasuk salah satu kawasan strategis nasional ini, tidak hanya harus masuk ke dalam hutan berhari-hari. Menyusuri sejumlah sungai yang berada di dalam kawasan hutan, juga marupakan satu hal yang asyik. Melihat pemandangan kawasan ekosistem Leuser dari sungai, pengalaman yang menakjubkan.

Salah satunya keindahan hutan Leuser yang bisa dilihat melalui sungai Alas –Singkil. Ini salah satu sungai terpanjang di Provinsi Aceh yang berada di dalam hutan Kawasan Ekosistem Leuser.

Sungai Alas-Singkil sendiri hulunya berada di Kabupaten Gayo Lues dan oleh masyarakat setempat sungai tersebut dinamai Aih Agusen. Sungai Alas-Singkil juga melewati Kabupaten Aceh Tenggara dan dinamai Lawe Alas, di Kota Subulussalam dinamai Lae Soraya dan masyarakat Kabupaten Singkil menamainya Sungai Singkil. Sungai ini bermuara ke Samudera Hindia.

Di beberapa tempat, sungai itu juga membelah kawasan hutan, terutama hutan lindung dan Taman Nasional Gunung Leuser. Selain itu juga menjadi batas kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser, Hutan Lindung, Hutan Produksi, kawasan hutan Suaka Margasatwa.

Hutan alami masih terdapat di sepanjang sungai Alas-Singkil. (foto: masakini.co/Junaidi)

Meskipun di pinggir sungai Alas-Singkil baik yang berstatus hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi masih marak terjadi perambahan untuk lahan perkebunan ilegal. Namun di banyak tempat, hutan di pinggiran sungai ini masih menyimpan keindahan hutan alami.

Untuk melihat keindahan hutan Leuser melalui Sungai Alas-Singkil, perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan perahu motor. Salah satu lokasi memulai perjalanan menelusuri sungai Alas – Singkil ini dapat dimulai dari Muara Situlen, Kecamatan Babul Makmur, Kabupaten Aceh Tenggara, dan berakhir di Gelombang, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.

Setelah singgah di Stasiun Penelitian Soraya, di hutan lindung Soraya yang juga bagian dari kawasan hutan Ekosistem Leuser.

Selain mengakhiri perjalanan di Gelombang, Kecamatan Sultan Daulat, melanjutkan perjalanan hingga ke Muara Sungai Singkil di Kabupaten Singkil juga dapat dilakukan. Dan sekalian juga bisa dapat menyusuri hutan rawa gambut Suaka Margasatwa Rawa Singkil.

Menggunakan perahu mesin,  jika perjalanan dimulai dari Muara Situlen, butuh waktu sekitar empat jam untuk bisa mencapai Stasiun Penelitian Soraya, lima jam untuk mencapai pasar Gelombang.

Sementara untuk mencapai muara sungai Alas – Singkil di Samudera Hindia, jika perjalanan dimulai dari Muara Situlen, maka membutuhkan waktu hingga sembilan jam.

Perjalanan menyusuri sungai ini baru terasa menyenangkan ketika memasuki kawasan hutan lindung, dan Taman Nasional Gunung Leuser, hutan asri dan alami akan memanjakan mata. Di samping itu, Anda juga dapat melihat aktivitas masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai jalur transportasi.

Melewati sungai Alas-Singkil dengan perahu mesin. (foto: masakini.co/Junaidi)

“Saat memasuki kawasan hutan, suasana langsung berubah menjadi sejuk dan keindahan hutan Leuser langsung terpampang di depan mata. Ini merupakan perjalanan yang sangat menyenangkan meskipun beberapa kali perahu harus melewati arus deras dan  berbatu,” sebut Yulham, salah seorang warga Aceh yang pernah menyusuri sungai tersebut.

Bagi Yulham, perjalanan menyusuri sungai Alas-Singkil merupakan pengalaman yang sangat menantang. Karena sungainya besar, arusnya deras, dan di kiri-kanan sungai masih banyak hutan lebat dan alami.

“Jika hutan di sekitar sungai Alas-Singkil terus terjaga, maka ini bisa menjadi salah satu objek wisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Pasti akan banyak wisatawan yang tertarik berkunjung jika hutannya masih alami,” sambung Yulham.

Anwar, Kepala Desa Pasir Belo, Kecamatan Sultan Daulat, mengatakan Pasir Belo merupakan desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Soraya hingga ke TNGL. Bahkan, hutan ini juga berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara.

“Kami memang berniat menjadikan keindahan alam di sekitar sungai Alas-Singkil atau sungai Soraya sebagai objek wisata, namun kami sedang mempersiapkan masyarakatnya dulu,” sebut Anwar.

Perjalanan menelusuri sungai tidak hanya akan memanjakan mata karena indah dan lebatnya tutupan hutan, dan air terjun yang mengucur deras.

Akan tetapi, jika beruntung, Anda juga akan bisa melihat satwa yang dilindungi dan terancam punah; seperti harimau sumatera, gajah sumatera, orangutan sumatera, burung rangkong, elang dan sejumlah satwa lainnya. [Junaidi Hanafiah]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist