MASAKINI.CO – Pesepakbola yang pernah berseragam Persiraja Banda Aceh, Ikhsan Aiyub menyampaikan permintaan maaf kepada Akhirul Wadhan, atas insiden tackling yang terjadi di grandfinal Open Turnamen Bola Kaki, Soccer Match 2023 di Krueng Mane, Aceh Utara, pada Mei 2023 lalu.
Kejadian di penghujung babak kedua di Stadion Krueng Mane itu, meninggalkan duka mendalam tak hanya bagi dua pemain, tapi juga sepakbola Aceh. Saat itu, Ikhsan membela klub tuan rumah, Remaja Muara Batu, sedangkan Akhirul membawa panji Putra Kutablang.
“Dengan penuh kesadaran, dari hati yang paling dalam, saya menyampaikan permintaan maaf kepada Akhirul Wadhan, atas insiden yang menimpa kami. Yang menyebabkan Akhirul harus menjalani operasi, juga atas peristiwa itu dengan ikhlas saya menerima sanksi dari Asprov PSSI Aceh tidak bisa berkompetisi,” kata Ikhsan Aiyub kepada masakini.co.
Ikhsan menjelaskan, selama ini dirinya bungkam bukan karena tidak ada itikad baik terkait insiden itu, tetapi lantaran menimbang situasi yang belum kondusif. Ikhsan dan keluarga sudah mengutarakan niat permintaan maaf.
“Paska kejadian nahas itu, saya dan keluarga memang hendak menjenguk langsung yang bersangkutan ke salah satu rumah sakit setelah insiden hingga saat Akhirul dibawa ke RSUZA,” jelasnya.
Mantan pemain Persiraja ini menerangkan, sudah mengirimkan pesan via WhatsApp kepada Akhirul. Hanya saja, di momen itu, tidak ada respon dari mantan bomber PSDS Deli Serdang tersebut.
Secara khusus, Ikhsan menjabarkan, dirinya dan keluarga sejak malam pertama setelah insiden sudah duduk untuk melaksanakan itikad baik. Dirinya mengakui tindakan yang dilakukan terhadap Akhirul sebuah kesalahan.
“Kalau ditanya kenapa tidak ada video permintaan maaf, tidak berbicara apa-apa di media sosial juga media mainstream, jawabannya lagi-lagi kondisi yang masih panas. Untuk datang langsung, sejujurnya memang meminimalisir terjadinya insiden di ruang jenguk, terutama fisik. Kalau misal pun saya dimarahi, apapun itu saya terima, saya jelas salah,” ungkap Ikhsan.
Lebih jauh, dia menuturkan, rekannya yang pernah berseragam di Persiraja, juga sejumlah praktisi sepakbola sempat menghubunginya dan bertanya langsung kesediaannya untuk menjenguk Akhirul. Tapi situasi masih sangat berat, bukan karena dirinya tak bertanggungjawab.
“Jika ada hal yang membuat hati saya sedih, adalah adanya respon bahwa saya dicap tidak punya itikad baik apapun. Cuma saya memaklumi, mungkin seandainya posisi di balik, butuh waktu untuk memaafkan. Yang pasti, demi Allah, saya dan keluarga telah menunjukkan niat baik sejak awal,” bebernya.
Ikhsan mendoakan agar salah satu pesepakbola terbaik asal Aceh Timur itu lekas kembali merumput. Dirinya juga berdoa, agar ia dan Akhirul cepat sembuh dari trauma. Akhirul setelah sembuh bisa merumput dan kembali ke top performa, tanpa takut. Juga Ikhsan yang setelah menjalani tiga tahun hukuman, bisa kembali berkompetisi tanpa trauma bayang-bayang tragedi horor.
Salah satu keluarga Ikhsan juga datang ke RSUZA dengan niat membersamai Akhirul, yang hendak pulang ke penginapan, sebelum bertolak ke Jakarta untuk proses terapi.
Kepada masyarakat Ikhsan menitip pesan silahkan marah padanya terkait insiden tersebut, namun jangan membully buah hatinya yang masih kecil, juga keluarganya.
“Ada banyak pelajaran dari peristiwa itu. Semoga ini menjadi yang terakhir untuk saya, dan bagi sepakbola kita. Saya sadar dan tahu kekurangan diri saya. Kiranya dengan kejadian itu, saya lebih bijaksana dalam menata emosi. Kepada pemain lainnya, cukuplah kami yang mengalami ini, dan menjadi pelajaran kita bersama,” pungkasnya.