20 Tahun Hilang, 26 Anak di Aceh Terpapar Pertusis

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, Iman Murahman.(Riska Zulfira/masakini.co)

Bagikan

20 Tahun Hilang, 26 Anak di Aceh Terpapar Pertusis

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, Iman Murahman.(Riska Zulfira/masakini.co)

MASAKINI.CO – Telah hilang selama 20 tahun, kini pertusis atau batuk rejan kembali serang anak-anak di Aceh. Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mencatat pada tahun 2023 sebanyak 26 anak telah terkonfirmasi terpapar batuk 100 hari ini.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, Iman Murahman menyebutkan 26 kasus itu tersebar di delapan kabupaten/kota di Aceh yang meliputi Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Besar, Bireuen dengan masing-masing tujuh kasus.

Kemudian Aceh Barat, Banda Aceh, Sabang, Pidie dan Aceh Singkil masing-masing satu kasus.

“Batuk ini kembali menyebar karena kurangnya capaian imunisasi bagi balita,” kata Imam pada masakini.co, Kamis (27/7/2023).

Menurut Imam, gejala awal pada pertusis dapat ditandai dengan batuk secara terus-menerus selama tiga bulan. Kemudian anak yang terpapar akan mengalami kesusahan tidur yang mengakibatkan hitam di bawah mata.

Untuk itu, katanya, pencegahannya dapat dilakukan pemberian imunisasi bagi anak yang berusia di bawah setahun.

“Bayi usia 0-11 bulan mendapat vaksin DPT-HB-Hib untuk mencegah pertusis,” ucapnya.

Vaksin DPT-HB-Hib, kata Imam, terbukti aman dan memiliki efikasi yang tinggi. Tingkat kekebalan yang protektif akan terbentuk pada bayi yang sudah mendapatkan tiga dosis imunisasi DPT-HB-Hib.

Dikatakan Imam, sebenarnya pada tahun 2022 pertusis sudah menyerang Aceh. Saat itu sebanyak 52 anak yang terpapar batuk rejan ini, bahkan terdapat dua kasus kematian pada bayi berusia dua hingga 11 bulan.

“Kedua bayi itu dari Kota Banda Aceh dan Pidie,” sebutnya.

Pada tahun 2023, usia penyebaran pertusis sudah mulai beragam. Bahkan kasus pada remaja berusia 14-15 tahun berjumlah 12 orang.

“Untuk tahun 2022 kasus terbanyak ada di Bireun sebanyak 16 kasus, sementara tahun 2023 kasus terbanyak di Aceh Barat Daya, 7 kasus,” ucapnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist