Mengaku Wartawan, 3 Pria Diduga Peras Pengelola SPBU di Aceh Besar

Tiga pria mengaku wartawan tampak dari CCTV tengah mempersoalkan pengisian BBM di SPBU Lamsayeun, Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis 27/7/2023. (foto: untuk masakini.co)

Bagikan

Mengaku Wartawan, 3 Pria Diduga Peras Pengelola SPBU di Aceh Besar

Tiga pria mengaku wartawan tampak dari CCTV tengah mempersoalkan pengisian BBM di SPBU Lamsayeun, Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis 27/7/2023. (foto: untuk masakini.co)

MASAKINI.CO – Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Lamsayeun, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, diduga diperas oleh tiga pria yang mengaku sebagai wartawan.

Ketiga pria itu disebut mengeluarkan ancaman akan memberitakan persoalan pengisian kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di SPBU Lamsayeun.

Pengelola SPBU Lamsayeun, Mukhlis, menjelaskan peristiwa itu bermula ketika mobil jenis grand max mengisi BBM pertalite sebanyak Rp500 ribu dengan menggunakan barcode MyPertamina.

Kemudian, tiga pria yang mengaku wartawan ini, yang saat itu mobil mereka berada persis di belakang mobil grand max, tiba-tiba turun dan langsung memotret aktivitas pengisian BBM itu.

Ketiganya mempersoalkan bahwa petugas mengisi BBM untuk mobil yang telah dimodifikasi pada bagian tangkinya.

“Padahal mobil grand max itu hanya mengisi Rp500 ribu atau 50 liter menggunakan barcode, dan itu sah-sah saja standar pengisian,” kata Mukhlis, Kamis (27/7/2023).

Dia menjelaskan dalam aturan pengisian BBM subsidi menggunakan barcode MyPertamina, hanya bisa dilayani maksimal 120 liter per hari. Sementara yang tidak menggunakan barcode maksimal 20 liter.

“Terlepas mobil itu mobil modifikasi, kita hanya mengisi standar di bawah 100 liter. Tapi kalau tidak menggunakan barcode, memang tidak kita layani,” ujarnya.

Pasca memotret aktivitas pengisian BBM tersebut, ketiga pria yang mengaku wartawan itu langsung mendatangi pos office SPBU Lamseuyen, bermaksud ingin mengkonfirmasi. Tiba di sana, ketiganya malah mengeluarkan ancaman bakal memberitakan peristiwa itu.

“Mereka masuk ke dalam dan kita diancam mau beritakan itu. Bahasa kasarnya seperti mau memeras,” ungkap Mukhlis.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist