MASAKINI.CO – Universitas Teuku Umar (UTU) mewajibkan warga kampus berboncengan ketika memasuki wilayah kampus, baik bagi kendaraan roda dua maupun roda empat. Aturan ini berlaku untuk mahasiswa, dosen, serta civitas akademik lainnya.
Rektor UTU Prof Ishak Hasan, mengatakan aturan tersebut dikeluarkan kampus sebagai langkah mengurangi polusi udara dan emisi.
“UTU ini kan kampus nomor 22 terhijau di Indonesia dan penerima UI Green Metric, jadi salah satu indikatornya adalah bagaimana kita mengurangi emisi sehingga kita harus mengurangi kendaraan masuk ke kampus, karena kendaraan cukup ramai sehingga dapat menimbulkan polusi,” katanya, Rabu (4/10/2023).
Namun, menurut Ishak, aturan itu masih dalam tahap sosialisasi kepada seluruh warga kampus, dengan harapan melahirkan stigma positif. Dia meminta pihak satuan pengamanan (Satpam) UTU untuk memastikan kebijakan itu terimplementasi.
Ishak menjelaskan bagi para mahasiswa, dosen dan juga pimpinan yang melanggar tidak akan diberi sanksi tindakan, tetapi hanya akan teguran terlebih dahulu.
“Kita tidak terlalu ketat juga, ada pertimbangan khusus karena kendaraan umum juga tidak masuk ke kampus dan transportasi publik juga terbatas. Maka dari itu kita menghimbau saja dahulu, kalau bisa berboncengan ya berboncengan, tapi kalau berkendara sendiri karena jaraknya terlalu jauh kita masih berikan dispensasi,” ujarnya.
Selain itu, meski ada kebijakan wajib berboncengan bagi pengendara yang masuk ke kampus UTU, bukan berarti pihaknya membenarkan pria dan wanita yang bukan muhrim untuk berboncengan berdua, karena itu melanggar syariat Islam.
“Aceh adalah provinsi yang melaksanakan syariat Islam dan kebijakan yang ada tentu harus sesuai. Selain untuk mengurangi polusi serta menjaga predikat sebagai UI Green Metric, aturan wajib berboncengan tersebut juga bertujuan untuk menertibkan kendaraan ataupun lalu lintas yang ada di kampus,” katanya.
“Sekarang ini kendaraan roda dua kan semakin banyak dan kampus kita ini terbatas lahan parkirnya. Jadi kalau bisa dikurangkan lewat pembatasan kendaraan itu kan lebih bagus,” pungkas Ishak Hasan.