MASAKINI.CO – Penjabat Ketua Dekranasda Aceh Ayu Marzuki mengaku sangat bangga melihat anak-anak muda mau menekuni usaha kerajinan tenun songket. Dia menaruh harapan warisan budaya songket ini terus dilestarikan generasi muda Aceh.
“Di tangan adik-adik yang masih muda kami menaruh harapan yang besar untuk terus mempertahankan dan melestarikan salah satu warisan budaya kita yaitu Kain Tenun Songket,” ujar Ayu saat menutup Pelatihan Kecakapan Wirausaha (PKW) tenun Songket di Gampong Miruk Taman dan Lamgugop Aceh Besar, Jumat (8/12/2023) kemarin.
Pelatihan tenun songket itu telah berlangsung selama 40 hari dan para pengrajin diharapkan telah menguasai keterampilan seperi yang diajarkan oleh instruktur.
Program pendidikan kecakapan wirausaha (PKW) ini dinilai sangat penting, karena kegiatan merupakan bentuk layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan dengan tujuan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan menumbuhkan jiwa wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan sebagai bekal berwirausaha.
Program ini juga dikatakan memiliki tujuan yang sangat mulia, dimana secara khusus menyasar peserta usia 15-25 tahun yang tidak beruntung mengikuti pendidikan formal.
“Program ini membekali peserta didik dengan melatih wira usaha tekun, tenun yang diharapkan muncul wirausaha yang dapat mengembangkan UMKM,” kata Ayu Marzuki.
Dengan keterlibatan anak-anak muda dalam kerajinan songket ini, tutur Ayu, diharapkan dapat menciptakan banyak ide-ide baru, kreatifitas dan inovasi untuk membuat produk ini dicintai oleh semua lapisan umur.
Para peserta yang sudah mengikuti pelatihan diminta agar dapat memanfaatkan ilmu yang telah didapat, kemudiannya didorong supaya merintis usaha yang mampu bersaing dan menaikkan perekonomian.
Pada kesempatan tersebut para peserta juga diberikan modal berupa peralatan menenun, alat hani, alat melilit benang, famplet dan stempel usaha secara kelompok.
Selain itu juga diberikan bahan-bahan menenun songket seperti benang dasar tenun dan benang motif untuk setiap peserta sebagai modal rintisan usaha kepada lima kelompok dengan anggota masing-masing 10 orang setiap kelompoknya.
“Memanfaatkan sebaik-baiknya peralatan yang diberikan supaya mampu mandiri memproduksi dan memasarkan produk tenunnya,” pungkas Ayu Marzuki.