Bahas Rohingya, Menlu Retno: Banyak Negara Menutup Pintu untuk Pengungsi

Ratusan pengungsi Rohingya berlabuh di Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Pidie, Minggu 10/12/2023. (foto: untuk masakini.co)

Bagikan

Bahas Rohingya, Menlu Retno: Banyak Negara Menutup Pintu untuk Pengungsi

Ratusan pengungsi Rohingya berlabuh di Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Pidie, Minggu 10/12/2023. (foto: untuk masakini.co)

MASAKINI.CO – Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi mengtakan bahwa dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja di tengah meningkatnya lonjakan pengungsi yang sangat besar. Salah satu penyebabnya adalah perang dan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia.

“Karena itu, akar masalahnya harus kita selesaikan,” kata Retno dalam keterangan resminya diperoleh masakini.co, Jakarta, Jumat (15/12/2023).

Retno menjelaskan dirinya menghadiri dan melakukan sejumlah pertemuan di Genewa, Swiss, tersmasuk hadir dan berbicara di Global Refugee Forum (GRF). Forum ini diselenggarakan dengan tujuan untuk melihat kemajuan komitmen negara dan stakeholders lainyang telah disampaikan pada tahun 2019.

Kemudian, membahas isu-isu terkait masalah pengungsi, termasuk burden-responsibility sharing, serta membahas respon-respon yang perlu dilakukan secara komprehensif. “Forum ini dihadiri oleh lebih dari 140 negara,” ujarnya.

Dia menyatakan bahwa behadiran Indonesia dalam forum tersebut menjadi sangat penting, khususnya ditengah situasi beberapa waktu terakhir ini dimana Indonesia menghadapi tantangan masuknya para pengungsi Rohingya. Salah satu penyebab tingginya pengungsi Rohingya ialah kekerasan terus terjadi dan memaksa mereka meninggalkan rumah, yaitu Myanmar.

“Karena itu, saya mengajak masyarakat internasional bekerja sama untuk menghentikan konflik dan memulihkan demokrasi di Myanmar, sehingga pengungsi Rohingya dapat kembali ke rumah mereka,” ujarnya.

Selain itu, kata Menlu, adanya indikasi kuat bahwa para pengungsi telah menjadi korban dari tindak pidana perdagangan dan penyelundupan manusia (TPPO), termasuk ribuan pengungsi yang datang ke Indonesia. Adanya TPPO semakin menambah kompleksitas dan sulitnya penanganan isu pengungsi.

“Saya jelaskan bahwa Indonesia tidak akan ragu-ragu untuk memerangi TPPO yang merupakan kejahatan transnasional. Namun, Indonesia tidak dapat menjalankannya sendiri. Diperlukan kerja sama yang erat, baik di kawasan maupun internasional untuk memerangi TPPO,” tegasnya.

Lebih jauh Retno menerangkah bahwa pentingnya penguatan kerja sama dengan UNODC, UNHCR dan juga IOM dalam penanganan masalah ini. Selain itu, saya juga menekankan kewajiban menerima resettlement bagi negara pihak Konvensi Pengungsi.

“Saya sampaikan proses resettlement akhir-akhir ini berjalan dengan sangat lamban. Banyak negara bahkan menutup pintu mereka untuk para pengungsi,” tandasnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist