MASAKINI.CO – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mendorong para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dan mengambil langkah nyata dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
βKarena perubahan iklim tidak bisa diatasi hanya dengan pertemuan dan seminar, tetapi harus ada tindakan nyata yang kredibel dan efektif,β katanya.
Ia mengingatkan ancaman daya rusak dari dampak perubahan iklim yang akan secara konstan mempengaruhi kehidupan manusia, termasuk di sektor perekonomian dan keuangan.
Kata dia, upaya Indonesia untuk ikut menghindari malapetaka perubahan iklim dilakukan secara sistematis, bahkan mendapatkan rekognisi serta kompensasi atas upaya Indonesia dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Salah satunya melalui Green Climate Fund melalui pembayaran berdasarkan performance atau Result Based Payment dari REDD+ (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation).
βEstimasi kita dengan climate change dan permukaan air laut yang naik akan menimbulkan dampak terhadap perekonomian kita antara 0,66 persen hingga 3,45 persen dari GDP, jadi kalau kita bicara tentang GDP itu sekitar Rp20,6 ribu triliun maka kita bicara mengenai angka kerusakan dan kerugian yang nilainya bisa mencapai Rp600,45 triliun,β kata Sri Mulyani dalam keterangan resminya yang dikutip, Kamis (22/2/2023).
Menkeu menekankan bahwa upaya Indonesia dalam memitigasi dampak perubahan iklim tidak hanya bergantung dari pembayaran lembaga internasional. Tetapi juga berkaitan erat dengan kebijakan dan regulasi.
βItu juga masalah inklusivitas dimana partisipasi dari semua masyarakat dan jajaran serta stakeholder menjadi penting,” tutupnya.