Aceh Bakal Diguyur Hujan Lebat Selama Sepekan

Warga mendorong sepeda motor mogok saat banjir. | M Aulia

Bagikan

Aceh Bakal Diguyur Hujan Lebat Selama Sepekan

Warga mendorong sepeda motor mogok saat banjir. | M Aulia

MASAKINI.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh memprediksi sejumlah wilayah di Aceh bakal diguyur hujan lebat pada periode 16-22 April 2024.

Kepala BMKG SIM Aceh, Nasrol Adil mengatakan potensi hujan lebat itu dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, longsor, angin kencang dan gelombang tinggi.

“Itu terjadi dengan rentetan waktu yang berbeda di setiap wilayah, seperti periode 16-17 April terjadi di bagian barat selatan,” katanya kepada masakini.co, Selasa (16/4/2024).

Kemudian pada periode 18-19 April 2024 yaitu di wilayah Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam, Simeulue. Lalu tanggal 20-22 akan terjadi di wilayah Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa, Pidie, Bireun dan Aceh Besar.

Ia menerangkan, kondisi tersebut dipengaruhi akibat adanya daerah belokan angin dan daerah konvergensi di sebagian besar wilayah Aceh.

“Suhu permukaan laut yang hangat meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) di Samudra Hindia Barat Aceh dan Perairan Utara Aceh,” ucapnya.

Selain itu, kata dia, saat ini keadaan atmosfer menunjukkan kondisi udara yang cukup labil. Sehingga dalam sepekan ke depan masih berpotensi hujan berintensitas sedang hingga lebat dengan durasi yang cukup lama dan cakupan wilayah yang luas.

Kemudian, juga terdapat beberapa wilayah perairan yang patut diwaspadai terkait gelombang tinggi di selat Malaka bagian utara, perairan Barat Aceh, dan Samudera Hindia Barat Aceh dengan gelombang mencapai 1,25 – 2,50 meter.

“Sementara di perairan Sabang – Banda Aceh, Perairan Meulaboh – Kepulauan Sinabang dan Perairan Lhokseumawe hanya mencapai 1,25 meter,” tambah Nasrol.

Untuk itu, Pemerintah dan masyarakat dihimbau untuk memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

“Misalnya melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon, menertibkan baliho semi permanen,“ pungkasnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist