Musim Kemarau, Petani Bener Meriah Tunda Tanam Palawija

Tanah mulai mengering di lahan milik Ruhdi, Warga Kampung Tingkem Bersatu, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Selasa (23/7/2024). | Syah Antoni/masakini.co

Bagikan

Musim Kemarau, Petani Bener Meriah Tunda Tanam Palawija

Tanah mulai mengering di lahan milik Ruhdi, Warga Kampung Tingkem Bersatu, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Selasa (23/7/2024). | Syah Antoni/masakini.co

MASAKINI.CO – Akibat kemarau sejak beberapa pekan terakhir, para petani di Bener Meriah tunda tanam palawija. Suhu meningkat drastis di daerah dataran tinggi tersebut.

“Terik matahari membuat tanah kering, saat ini sangat beresiko menanam tanaman. Bila tidak disiram sehari saja, benih ikutan kering lalu mati,” ungkap Ruhdi, petani di Kampung Tingkem Bersatu, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah.

Lahan Ruhdi yang jauh dari sumber air menjadi alasannya urung menanam ribuan cabai rawit. Menurutnya, menanam cabai sekarang sama dengan menyia-nyiakan bibit. Dirinya baru akan menanam bila hujan turun.

“Ya, tunggu dulu hujan turun, baru kami lakukan penanaman. Kita cari aman saja,” tambahnya.

Senada dengan Ruhdi, petani cabai lainnya, Indra putra juga khawatir tanaman cabainya yang telah memasuki masa panen mulai layu akibat kekurangan air.

Pasalnya, disaat kopi belum panen, petani biasanya menggantungkan ekonomi pada hasil tanaman palawija, khususnya cabai rawit yang lazimnya menjadi tanaman tumpang sari di kebun petani kopi. Apalagi saat ini harga cabai rawit sedang melonjak.

“Semoga hujan lekas turun. Agar panen cabai petani tidak terganggu. Saat ini kopi belum panen, jadi petani bergantung pada hasil tanaman palawija,” tutup Indra.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist