Rival, Keping Sejarah Aceh Atas Juara Persita

Bek Persita U-20, Rival Aldiva Hidayat melindungi bola dari pemain Dewa United. | foto: dok pribadi

Bagikan

Rival, Keping Sejarah Aceh Atas Juara Persita

Bek Persita U-20, Rival Aldiva Hidayat melindungi bola dari pemain Dewa United. | foto: dok pribadi

MASAKINI.CO – Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (22/2/2025) malam bergemuruh. Pemain muda Persita Tangerang larut dalam emosi. Tawa pecah, air mata tumpah. Mereka mengukir sejarah.

Menjuarai Elite Pro Academy (EPA) U-20 musim 2024/2025. Setelah menyudahi perlawanan Dewa United, lewat drama adu penalti (4-3).

Rival Aldiva Hidayat bergabung dalam gegap gempita itu. Ia berlari ke tengah lapangan. Bersuka cita. Setelah bermain 90′ menit, pemain asal Lam Ateuk, Aceh Besar itu sebelumnya diganti.

“Senang luar biasa, karena ini sejarah untuk Persita juara untuk pertama kalinya,” kata Rival pada masakini.co, Minggu (23/2/2025).

Kebahagian Rival tak terbendung, sebab ia bersama rekan yang lain menuntaskan penasaran. Karena di EPA U-20 tahun lalu, musim 2023/2024, Persita harus puas sebagai runner-up, kalah 3-0.

“Ini menyempurnakan capaian. Karena musim lalu runner-up, kalah dari Persis Solo di Stadion Manahan,” kenang Rival.

Baginya, juara bersama Persita terlalu istimewa. Sebab ada proses panjang yang ia lalui. Rival bergabung sejak akhir 2022, berproses hingga menjadi pilihan utama sebagai bek tengah.

Menurutnya, kesuksesan Persita merengkuh tropi EPA U-20 layak adanya. Mereka melakukan persiapan matang. Dulu, EPA sempat tertunda akibat tragedi Kanjuruhan. Namun tim EPA Persita tidak dibubarkan.

“Persiapan sekitar dua tahun, membuat kami kuat. Ditambah dengan mental tak mau kalah,” ujarnya.

Rival mengenang. Bahwa ada satu sosok penting di tahun 2022 yang menguatkan pondasi mental pemain Persita muda. Dia Luis Edmundo, pelatih asal Chile. Di tahun yang sama, ia naik kelas sebagai pelatih senior Persita. Sekarang didapuk sebagai Dirtek.

Etape tersebut dilanjutkan lagenda timnas Indonesia sekaligus mega bintang Persita di masanya, Ilham Jaya Kusuma. Bersama Ilham, Persita U-20 sukses menembus grand final dua kali beruntun.

“Mainlah untuk diri sendiri, orang yang kalian cintai, seperti orangtua. Barulah untuk Persita,” pesan Ilham.

Petuah itu dipegang tegul Rival bersama koleganya. Untuk terus bergembira, dan mati-matian memberikan 100 persen kemampuan, saban laganya.

Buah Kesabaran

Kesuksesan Rival mencapai puncak di level EPA, tidak bisa dilepaskan dari kesabaran dalam berproses. Ia tidak cengeng, dengan sebentar-bentar pulang kampung.

“Saya cuma pulang sekali, Lebaran Idulfitri tahun lalu,” bebernya.

Selebihnya, Rival fokus bersama tim. Menurutnya, persaingan di tim ketat. Siapa yang lengah, kemungkinan tergeser besar.

Karena itu, meskipun kompetisi sedang off, dengan mandiri ia menambah latihan. Jogging atau nge-gym. Baginya, sekali layar terkembang, pantang tumbang sebelum mencapai kesuksesan.

Berkat ketekunan, musim ini pemilik tinggi badan 180 Cm itu nyaris tak tergantikan. Rival bermain 23 laga. Hanya 5 kali absen, dengan rincian: 3 kaki akumulasi kartu, 1 kali cadangan, dan 1 kali tidak masuk line-up.

Ia tak ingin besar kepala. Menyadari banyak kekurangan pada diri yang terus ingin diperbaiki. Serta tak mau berpuas diri, sebab kariernya barulah dimulai.

“Salah satu kekurangan saya, gampang emosi. Ini terus coba saya perbaiki,” tutur Rival.

Sepanjang musim ini, anak dari pasangan Syarwan-Najriah mengantongi 11 kartu kuning. Ia berharap, musim selanjutnya, bisa lebih tenang dan menang bertarung dari emosinya sendiri.

Seremoni juara EPA U-20 di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (22/2/2025). | foto: dok pribadi

Tatap Musim Depan

Usai merengkuh tropi EPA U-20, Rival sudah membulatkan tekad lebih baik lagi musim depan. Kontraknya dengan Persita masih ada, hingga Maret 2025.

“Kita belum tahu musim depan seperti apa. Yang pasti, saya ingin bermain di tim senior. Baik itu Liga 1 atau Liga 2,” kata Rival.

Sejauh ini, setidaknya beberapa bulan terakhir. Ia sudah bergabung latihan dengan tim senior Persita. Meski tidak ada jaminan, dirinya mendapatkan promosi ke senior.

Namun kesempatan bisa berlatih dengan senior, menjadi pengalaman berharga. Agar bila musim depan naik kelas, adaptasinya relatif lebih mudah.

Rival sadar, kesempatan bermain di senior tidak bakal gampang. Meskipun ada regulasi kuota junior. Terlebih posisinya stopper. Namun ia yakin, kesempatan tersebut akan tiba.

“Kalaupun gak mungkin sebagai stopper. Rival bisa main di gelandang bertahan atau bek kanan,” pungkasnya.

Rival berterimakasih kepada semua pihak, yang mendukungkan hingga tiba di titik sekarang. Namun di balik capaian, ada kesedihan tersendiri. Ia rindu sang ayah, yang tak ia kenal. Sebab sejak kecil, telah berpisah dengan ibu tercinta.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist