MASAKINI.CO – Di era serba digitalisasi, buku fisik ternyata masih tak tergantikan. Buktinya, Perpustakaan Wilayah Aceh justru ramai dibanjiri pengunjung. Data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) mencatat, rata-rata 1.000 hingga 1.300 orang datang setiap hari, angka yang jauh melampaui akses pada perpustakaan digital milik pemerintah itu.
Mayoritas pengunjung datang dari kalangan generasi Z, generasi yang dikenal akrab dengan gawai. Fakta ini, menurut Kepala DPKA Aceh, Edi Yandra, membuktikan bahwa pesona buku cetak masih belum tergoyahkan.
“Kami punya lebih dari 200 ribu judul buku mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, referensi, hingga naskah kuno. Sementara koleksi digital baru sekitar 14 ribu judul. Dukungan anggaran untuk pengembangan e-book memang masih terbatas,” jelasnya, Senin (25/8/2025).
Fenomena ini sekaligus menegaskan bahwa kenyamanan membaca secara langsung belum bisa sepenuhnya digantikan layar. “Membaca di gawai sering bikin cepat lelah karena pencahayaan dan harus scroll. Buku fisik memberi kenyamanan yang berbeda,” ujar Edi menambahkan.
Meski begitu, ia mengakui kebutuhan pustaka digital tetap ada, terutama bagi dosen dan akademisi yang butuh akses cepat. Untuk layanan digital, jumlah pengunjung masih fluktuatif. Pada Juli lalu, tercatat sekitar 500 orang mengakses pustaka digital, sedangkan pada bulan-bulan sebelumnya rata-rata 200-300 pengguna.
Menurutnya, saat ini literasi Aceh berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) nasional sudah semakin meningkat dan berada di posisi 72 secara nasional, naik dari tahun 2024 lalu yang masih bertahan di posisi 74.
“Harapannya IPLM literasi masyarakat Aceh bisa sama dengan nasional, bahkan kalau bisa lebih dari nasional,” ujarnya.
Untuk tercapainya hal tersebut butuh dukungan dari seluruh stakeholder dan tak terlepas dari peran-peran pegiat literasi, taman baca dan tenaga pendidik. “Kalau semua pihak ikut menanamkan minat baca, saya yakin Aceh bisa kembali melahirkan generasi emas seperti para pendahulu kita yang meninggalkan jejak lewat naskah dan karya tulis berharga,” pungkasnya.