Gerakan Limit Mengaji Miliki Dampak yang Besar Bagi Generasi Aceh

Kakanwil kemenag Aceh, Azhari bersama Kepala Disdik Aceh, Marthunis, Kabid PAI Kanwil Kemenag Aceh, Aida Rina Elisiva, Kabid Pendidikan Madrasah, Khairul Azhar memantau pelaksanaan Limit Mengaji. | Foto : Kemenag Aceh

Bagikan

Gerakan Limit Mengaji Miliki Dampak yang Besar Bagi Generasi Aceh

Kakanwil kemenag Aceh, Azhari bersama Kepala Disdik Aceh, Marthunis, Kabid PAI Kanwil Kemenag Aceh, Aida Rina Elisiva, Kabid Pendidikan Madrasah, Khairul Azhar memantau pelaksanaan Limit Mengaji. | Foto : Kemenag Aceh

MASAKINI.CO – Gerakan Lima Belas Menit (Limit) Mengaji memiliki manfaat yang sangat besar khususnya bagi anak-anak di Aceh. Karena itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Azhari,  ingin semua generasi Aceh ke depan bisa membaca dan mengamalkan Al Quran.

Azhari menyampaikan program Limit Mengaji ini dapat membentuk generasi yang Qurani. Kemudian siswa yang membaca Al quran dapat lebih mudah memahami pelajaran dan lebih tenang dalam belajar, dan anak-anak sudah siap di dalam kelas ketika pelajaran dimulai.

Tidak lain, Azhari mengungkapkan tujuan program ini agar semua anak-anak Aceh, dari SD sampai SMA, MI sampai Madrasah Aliyah, terbiasa membaca Al Quran sebelum belajar. Yaitu dilaksanakan 5 menit sebelum jam pertama dimulai.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh kepala madrasah, kepala sekolah, dewan guru, wali kelas, dan guru pembimbing yang telah mendukung penuh program ini,” ucap Azhari saat memantauan langsung pelaksanaan program Limit Mengaji di MAN 1 Banda Aceh dan SMAN 3 Banda Aceh bersama Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, Kamis 28 Agustus 2025.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, menyampaikan kegiatan ini sekaligus memastikan implementasi Instruksi Gubernur Aceh Nomor 1 Tahun 2025 tentang pembiasaan membaca kitab suci sebelum pelajaran dimulai.

Marthunis mengatakan meskipun program ini fokus pada siswa Muslim yang membaca Al Quran, namun di SMAN 3 Banda Aceh, siswa non-Muslim juga membaca kitab sucinya masing-masing di kelas.

“Yang uniknya, walaupun ini kegiatannya membaca Al Quran bagi siswa muslim, untuk siswa yang beragama lain, kita lihat di SMA 3 mereka juga membaca alkitabnya, pada jam pertama yang siswa muslim membaca Al Quran, dan siswa non muslim di kelas juga membaca kitab suci beradasarkan Agamanya,” ucapnya.

Ia mengungkapkan kegiatan ini tidaklah sifatnya hanya pada satu agama, tapi juga membiasakan semua siswa untuk membaca Alquran, membaca kitab sucinya. Dengan membiasakan membaca kitab suci, siswa diharapkan lebih tenang, siap menerima pelajaran, serta memiliki karakter yang kuat berdasar nilai budi pekerti yang terkandung dalam kitab sucinya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist