MASAKINI.CO ā Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan penyelidikan terkait insiden yang melibatkan eskalator di markas besar PBB. Insiden ini terjadi saat Presiden Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump menaiki eskalator, Selasa (23/9/2025) waktu setempat.
Leavitt menyampaikan tuntutannya melalui platform X, menanggapi laporan dari The Times of London yang menyebutkan bahwa beberapa staf PBB terdengar bercanda, tentang kemungkinan mematikan eskalator agar Trump harus berjalan kaki menuju ruang sidang untuk menyampaikan pidatonya. “Jika ada seseorang di PBB yang sengaja menghentikan eskalator saat Presiden dan Ibu Negara menaikinya, mereka harus segera dipecat dan diselidiki,” tegas Leavitt.
Juru bicara PBB, Farhan Aziz Haq, memberikan penjelasan kepada The Times bahwa mekanisme keamanan eskalator tersebut tidak sengaja dipicu oleh seseorang yang berada di depan presiden. Haq menambahkan bahwa eskalator tersebut segera direset dan kembali beroperasi.
Rekaman video menunjukkan momen ketika eskalator di pintu masuk gedung PBB di New York tiba-tiba berhenti saat Trump dan Melania menaikinya. Melania, yang mengenakan sepatu hak tinggi dan berdiri tepat di depan presiden, tampak tersentak ke depan saat eskalator berhenti bergerak. Meskipun eskalator di sebelahnya masih berfungsi, pasangan tersebut memilih untuk berjalan menaiki tangga eskalator yang tidak bergerak.
Menurut laporan The Times of London, staf PBB sempat membahas ide untuk menghentikan eskalator dan lift di gedung tersebut sebagai cara untuk menyoroti kekurangan dana yang dihadapi organisasi tersebut selama masa pemerintahan Trump. Salah satu ide yang beredar adalah mematikan eskalator dan lift, lalu memberi tahu Trump bahwa dana telah habis sehingga ia harus menaiki tangga.
Sejak menjabat pada Januari 2021, Trump telah memangkas pendanaan untuk PBB sekitar Rp15 triliun. Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Trump menyindir bahwa ia telah “mengakhiri tujuh perang” dan “yang saya dapatkan dari PBB hanyalah eskalator yang berhenti di tengah jalan.” Ia juga menambahkan, “Jika Ibu Negara tidak dalam kondisi yang baik, dia bisa saja jatuh.”