Penghulu dan Penyuluh Diharapkan Jadi Detektor Masalah Sosial

Kantor Kemenag Aceh. | Foto : Kemenag Aceh

Bagikan

Penghulu dan Penyuluh Diharapkan Jadi Detektor Masalah Sosial

Kantor Kemenag Aceh. | Foto : Kemenag Aceh

MASAKINI.CO – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh, Azhari mengingatkan pentingnya peran penghulu dan penyuluh agar menjadi “detektor dini” permasalahan sosial.

Hal tersebut dikatakan Azhari saat mengukuhkan Pengurus Wilayah Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (PW APRI) Aceh periode 2025–2029, Minggu (28/9/2025) di Asrama Haji Banda Aceh. Pengukuhan PW APRI juga dirangkai dengan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) yang berlangsung sampai Senin, 29 September.

Ia berharap, Rakerwil ini bisa menjadi momentum menyusun program-program yang berdampak langsung kepada masyarakat, bukan hanya menjadi agenda sekali saja tanpa hasil nyata.

“Ini adalah momentum menyatukan langkah. Kita berharap lahir program yang berdampak nyata, terukur, dan bermanfaat untuk umat,” katanya.

Ia menekankan penerapan Early Warning System (EWS) di Kantor Urusan Agama (KUA) untuk mencegah potensi konflik sosial bernuansa keagamaan sejak dini.

Program EWS merupakan langkah strategis Kementerian Agama untuk mencegah sekaligus meredam potensi konflik sosial bernuansa keagamaan. Dengan menempatkan KUA sebagai titik kendali utama, EWS diharapkan menjadi instrumen penting dalam menjaga kerukunan umat beragama di tingkat akar rumput.

EWS sendiri memiliki dua fungsi utama, yaitu deteksi dini dan cegah dini. Deteksi dini dilakukan melalui pengumpulan data dan informasi yang dapat memetakan potensi konflik, sementara cegah dini dilaksanakan melalui bimbingan, penyuluhan, edukasi, hingga dialog antar umat beragama.

“Cegah dini bisa dilakukan dari sekarang, sebagai upaya mencegah konflik sosial berdimensi keagamaan,” kata Azhari.

Bukan hanya kepada pengurus APRI, ia juga menekankan kepada semua penghulu untuk penguatan Program KUA Berseri, implementasi PMA Nomor 24 Tahun 2024, optimalisasi peran ASN P3K di KUA, transparansi iuran APRI, serta perluasan program Pusaka Sakinah untuk pasangan pra maupun pasca-nikah.

Ketua Panitia, Muhammad Qusai, dalam laporannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan semua pihak. “Pengukuhan ini menjadi langkah awal bagi kepengurusan baru. Kita ingin memperkuat silaturahmi antar-penghulu sekaligus menyusun program kerja yang lebih aplikatif,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PW APRI Aceh terpilih, Fadli mengungkapkan rasa haru sekaligus semangat baru. “Kepengurusan ini adalah hasil kebersamaan. Kita ingin lebih solid, melibatkan semua kabupaten dan kota, dan membawa APRI Aceh menjadi organisasi yang profesional dan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist