Barang di KDMP Lamteh Ditarik, Diskopukmdag Sebut Hanya Mock Up

Kepala Bidang Koperasi, Nata Kurniawan Lubis. | Foto : Ist

Bagikan

Barang di KDMP Lamteh Ditarik, Diskopukmdag Sebut Hanya Mock Up

Kepala Bidang Koperasi, Nata Kurniawan Lubis. | Foto : Ist

MASAKINI.CO – Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (Diskopukmdag) Banda Aceh memberikan klarifikasi terkait isu penarikan barang dari Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Lamteh yang berujung ditutup.

Kepala Bidang Koperasi, Nata Kurniawan Lubis, menegaskan bahwa barang-barang yang ditarik hanyalah mock up atau contoh, bukan hibah.

“Barang-barang itu hanya dipajang untuk percontohan saat peluncuran. Jangan salah paham, maka setelah masa mock up selesai, wajar jika ditarik kembali,” ujar Nata, Minggu (5/10/2025).

Ia menjelaskan, sejak awal program Koperasi Merah Putih di Aceh melibatkan sejumlah BUMN, seperti Pertamina, ID FOOD, Bulog, Kimia Farma, PT Pos Indonesia, Telkom Indonesia, serta BSI yang menjadi mitra permodalan. Barang-barang yang dipamerkan hanyalah gambaran produk yang nantinya bisa diperdagangkan oleh koperasi jika sudah memiliki modal.

“Jadi bukan ditarik karena koperasinya tutup, setelah ada modal baru bisa jalan. Koperasi itu bisnis, dan bisnis butuh modal” jelasnya.

Misalnya tabung Gas LPG, tabungnya hanya dipinjamkan sebagai contoh sedangkan isi gasnya dibeli. Jadi setelah masa contoh selesai, koperasi harus membeli tabung sendiri.

“Saya juga sudah konfirmasi ke Pertamina. Mereka bilang, begitu sudah ada pembiayaan dari BSI, silakan dibeli tabungnya. Jadi nanti koperasi beli tabung, lalu bisa jalan usaha gasnya,” ujar Nata.

Nata menambahkan, KDMP Lamteh termasuk salah satu koperasi percontohan serta dua lainnya yaitu Koperasi Gampong Bandar Lampahan, dan Gampong Jawa. Percontohan itu artinya adanya kerja sama koperasi dengan BUMN. Khusus di Aceh BUMN yang terlibat berkenaan dengan pemodalan hanya BSI.

Dalam hal ini, berbeda dengan Gampong Jawa dan Geuceu Komplek yang sudah mulai mengajukan pembiayaan ke Bank Syariah Indonesia (BSI), KDMP Lamteh belum menunjukkan langkah serupa.

“Kalau pengurusnya aktif, koperasi Lamteh bisa dihidupkan kembali. Jadi silakan ajukan proposal ke BSI untuk pemodalan,” ucapnya.

Ia berharap pengurus koperasi bisa melihat potensi di desanya. Bahkan aset desa kosong juga bisa dimanfaatkan.

“Jadi semoga koperasi di Banda Aceh ini dapat berkembang dan memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist