Siaga di Pantai Hingga Gunung, Basarnas Bina Pengelola Wisata Hadapi Situasi Darurat

Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Agus Haryono didampingi Kepala Basarnas Banda Aceh dan wakil bupati Aceh Besar, Syukri. | Foto: Riska Zulfira/masakini.co

Bagikan

Siaga di Pantai Hingga Gunung, Basarnas Bina Pengelola Wisata Hadapi Situasi Darurat

Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Agus Haryono didampingi Kepala Basarnas Banda Aceh dan wakil bupati Aceh Besar, Syukri. | Foto: Riska Zulfira/masakini.co

MASAKINI.CO – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menegaskan komitmennya untuk memperkuat sektor pariwisata Aceh melalui pembinaan masyarakat dan pelaku wisata. Langkah ini dinilai penting agar keselamatan menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya menjadikan wisata Aceh aman, nyaman, syariah, dan berkelanjutan.

Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Agus Haryono, mengatakan keselamatan merupakan faktor utama dalam meningkatkan daya tarik wisata. Menurutnya, keindahan alam Aceh mulai dari deretan pantai di Aceh Besar hingga jalur pendakian di kawasan pegunungan Seulawah akan semakin bernilai jika pengunjung merasa terlindungi.

“Wisata itu kan image. Bagaimana kita bisa mewujudkan wisata yang nyaman, aman, selamat, sekaligus sesuai dengan syariah. Untuk itu, keselamatan menjadi kunci penting dalam menarik minat wisatawan datang ke Aceh,” ujarnya Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) 2025 di Banda Aceh, Senin (6/10/2025).

Agus menjelaskan, salah satu strategi utama Basarnas adalah memberikan pembinaan dan edukasi langsung kepada masyarakat serta pengelola objek wisata. Edukasi tersebut disesuaikan dengan potensi ancaman di tiap lokasi. Misalnya, untuk wisata bahari, para penjaga pantai dan petugas keselamatan dibekali keterampilan penyelamatan di air. Sedangkan di kawasan gunung atau hutan, mereka dilatih teknik pertolongan pertama dan penyelamatan di medan sulit.

“Jadi, setiap potensi SAR yang ada di lokasi harus bisa merespons cepat sebelum tim Basarnas tiba. Itu yang sedang kita dorong melalui pembinaan dan pelatihan,” tambahnya.

Selain pelatihan teknis, Basarnas juga menjalankan program pemberdayaan masyarakat. Di tempat-tempat wisata mereka juga memberikan pemahaman mengenai mitigasi risiko serta langkah darurat yang bisa dilakukan warga jika terjadi kecelakaan. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari sistem keselamatan wisata.

Namun, Agus tidak menampik adanya tantangan besar, terutama keterbatasan personel. Saat ini, Basarnas Aceh hanya memiliki sekitar 130 orang untuk mengawal seluruh wilayah provinsi. Meski begitu, ia menegaskan bahwa keterbatasan ini dapat diatasi melalui sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari TNI/Polri, pemerintah daerah, relawan, hingga komunitas SAR.

“Kami juga menyedia respon cepat, masyarakat dapat menghubungi call center 115 yang beroperasi 24 jam,” sebutnya.

Untuk memperkuat pengawasan, Basarnas juga telah mendirikan beberapa pos SAR di wilayah Aceh. Meski keterbatasan sumber daya membuat pembentukan pos baru harus dipertimbangkan matang-matang, kajian terus dilakukan agar kebutuhan di daerah wisata rawan dapat terpenuhi.

Dengan berbagai upaya ini, Basarnas berharap pembinaan yang berkelanjutan dapat memperkuat kesadaran masyarakat dan pelaku wisata akan pentingnya keselamatan.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist