Pemerintah Prihatin Rendahnya Minat Baca dan Literasi Aceh

Bagikan

Pemerintah Prihatin Rendahnya Minat Baca dan Literasi Aceh

MASAKINI.CO – Pemerintah Aceh menyampaikan rasa prihatin atas rendahnya minat baca dan literasi masyarakat Aceh. Penelitian Kementerian Pendidikan yang dirilis April 2019 lalu menyebutkan, indeks aktifitas literasi dan membaca Indonesia berada pada angka 37,32 dari skala 0-100. Untuk posisi Indeks aktifitas literasi dan membaca Aceh sendiri berada pada angka 34,37. Angka literasi Aceh berarti berada di bawah rata-rata nasional.

Sementara data Unesco mencatat minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya hanya 1 dari 1.000 orang yang punya minat baca tinggi di Indonesia. Lembaga Most Littered Nation in The World juga mencatat bahwa tingkat literasi Indonesia berada di urutan ke 60 dari 61 negara yang diteliti. Hanya Botswana yang peringkatnya lebih tinggi dari Indonesia yaitu peringkat 61.

“Hasil penelitian dan survei itu sangat memperihatinkan. Bagaimana kota bisa mewujudkan Indonesia maju dan Aceh hebat kalau membaca kita masih malas,” kata Asisten III Sekda Aceh, Bukhari, saat membuka kegiatan Hari Kunjung Perpustakaan di AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala, Rabu 27/11.

Bukhari mengatakan, seharusnya hobi membaca harus ditumbuhkembangkan dalam masyarakat. Meskipun pemerintah telah membangun gedung dan akses perpustakaan, itu tak ada artinya jika tak dibarengi dengan minat baca.

Bukhari mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kegemaran membaca. Keberadaan gedung perpustakaan, kata dia, harus jadi daya tarik untuk menyalurkan hobi membaca. Apalagi membaca harus diakui dapat melahirkan sumber daya manusia yang cerdas dan kreatif.

“Membaca bisa meningkatkan wawasan dan kecerdasan. Kedua hal ini juga menjadi cara mengurai kemiskinan,” kata Bukhari.

Senada dengan Bukhari, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Ruslan Abdul Gani, mengatakan banyak yang harus dibenahi agar masyarakat Aceh gemar berkunjung ke pustaka dan giat membaca. “Berat tantangan dunia literasi di Aceh,” kata dia.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, kata Ruslan, berusaha membuat terobosan untuk menjawab tantangan masih rendahnya minat baca tersebut. Di antaranya adalah membuat pengadaan buku bagi masyarakat, sekolah hingga ke perpustakaan gampong. [adv]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist